Pasar properti yang kian terseok lantaran pelemahan ekonomi, membuat beberapa pengusaha properti kelas atas mulai mencoba menggarap properti segmen menengah bawah. Namun PT Paramount Land belum berniat terjun ke pasar tersebut.
Presiden Direktur Paramount Land Ervan Adi Nugroho mengatakan, pihaknya masih fokus bermain di segmen menengah atas hingga atas. Katanya, kontribusi kelas menengah itu mencapai 70% dari penjualan kluster milik Paramount Land. Ervan yakin, mesti pelemahan ekonomi terjadi, tidak menghalangi niat kelas menengah untuk membeli rumah.
“Ekonomi lesu tak berarti orang berhenti menikah atau memiliki anak. Keluarga muda masih memiliki cita-cita untuk memiliki rumah pribadi, ketimbang mengontrak atau nebeng dengan mertua. Konsumen seperti itu jumlahnya banyak,” katanya kepada awak media seusai peluncurkan SuperPro di Senayan City, Selasa, (6/10/2015).
Selain mengincar segmen keluarga muda, Paramount Land juga membidik segmen pekerja swasta level manajer. Ervan bilang, dengan gaji manager sebesar Rp 20 jutaan, sangat memungkinkan untuk memiliki kluster di Gading Serpong. “Gaji seperti itu bisa memilih rumah di kluster Paramount Land seharga mulai dari Rp 600 juta hingga Rp 1,3 miliar,” terangnya.
Ervan yakin, Garding Serpong menawarkan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan gaya hidup kalangan manajer dan keluarga muda masa kini, seperti mal, fasilitas olahraga, dan sekolah. “Maka itu, meski dari segi ukuran lahan kecil, namun fasilitasnya mendukung aktivitas dan gaya hidup mereka,” ucapnya.
Salah satu kluster yang menggaet dua segmen tersebut adalah kluster Amarillo. Kluster ini menawarkan rumah dua lantai dengan ukuran terkecil, yaitu 4×8 m2 untuk luas tanah dan 41 m2 untuk luas bangunan. Dari 300 unit yang diluncurkan sejak Juli lalu, 60% unit sudah laku terjual.
Editor: Hendra Soeprajitno