Setelah puas menggarap pembangunan properti di Gading Serpong, Tangerang, PT Paramount Land perlahan-lahan mulai “keluar” dari markas besarnya. Paramount Land tengah mengincar kota luar Pulau Jawa sebagai target ekspansi. Salah satunya adalah Manado, Ibukota Sulawesi Utara.
Di Kota Angin Mamiri itu, Paramount Land tengah melakukan proses perizinan dan finalisasi akusisi lahan seluas 20 hektare. Di sana, Paramount akan membangun residensial atawa rumah tapak dua lantai dengan luas tanah sekira 200 m2 ke bawah.
Rencananya, anak usaha Paramount Enterprise itu akan menawarkan rumah untuk kelas menengah-atas dengan kisaran harga Rp 800 juta hingga Rp 2 miliar per unit.
“Nama brand-nya belum kami luncurkan. Sekarang, kami sedang tahap finalisasi perizinan,” terang Presiden Direktur Paramount Land Ervan Adi Nugroho kepada Marketeers di Jakarta, Selasa, (6/10/2015).
Ervan optimistis, pasar properti di Manado sangat potensial. Dia bilang, Manado adalah kota dengan perekonomian terbaik di Sulawesi setelah Makassar. Dari segi kepariwisataan, sambung Ervan, Pemkot Manado giat menggaet wisatawan asing dan domestik untuk bertandang ke kota yang dekat dengan wisata bahari Taman Nasional Bhunaken itu.
Apalagi, Bank Indonesia pada Agustus 2014 lalu pernah merilis Survei Harga Properti Residensial yang menyebut Manado sebagai kota dengan kenaikan harga properti tertinggi seTanah Air. Secara rerata, kenaikan harga properti residensial di Manado melonjak 9,7%. Lebih-lebih, untuk rumah tipe menengah, kenaikannya mencapai 21,78%.
“Belum lagi dengan rencana Pemerintah RI menjadikan Pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan perdagangan internasional yang bakal menjadi penghubung menuju Tiongkok dan Filipina. Sehingga, prospek properti di Manado cerah,” ujar Ervan.
Setelah meluncurkan produk properti di Manado, Paramount Land akan melanjutkan ekspansinya ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Di sana, perusahaan akan membangun residensial seluas 20 hektare yang dekat dengan Bandar Udara Internasional Sepinggan. Secara nasional, total landbank Paramount Land saat ini mencapai 1.200 hektare.
“Daerah prospektif, lokasi strategis, dan harga yang masuk akal, adalah pertimbangan kami untuk melakukan ekspansi dan mengakuisisi lahan di suatu daerah,” tutup Ervan.
Editor: Sigit Kurniawan