Di tengah pasar properti yang kian melemah, PT Paramount Land (Paramount) menawarkan produk terobosan dengan konsep custome homes, yaitu rumah tapak dengan desain yang dapat dipilih sesuai selera konsumen. Rumah tapak yang diberi nama Malibu Village ini terletak di Selatan Gading Serpong yang berbatasan dengan BSD.
Rumah tersebut hadir dalam dua tipe luas, yaitu dengan luas tanah 6×8 m2 (luas bangunan 55 m2) dan dengan luas tanah 7×8 m2 (luas bangunan 68 m2). Paramount pun menyiapkan 1.010 rumah di atas lahan 11 hektare dengan harga tipikal Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar. Harga tersebut bisa dicicil secara bertahap selama 60 kali (60 bulan).
Meski harga terjangkau, Paramount menghadirkan diferensiasi. Di Malibu Village ini, tersedia sembilan gaya rumah yang bisa dipilih konsumen, meliputi gaya Classic, American Scandinavian, Japan, Mediteranian, Modern, Victorian, Colonial, dan Art Deco. Selain itu, konsumen bisa memilih tiga pilihan warna dan tiga jenis fasad bagian depan, baik itu cat, batu alam, atau batu artifisial. Jika dilkalkulasikan, Malibu mampu menghadirkan 162 tipe rumah secara berbeda. Belum lagi dengan adanya pilihan delapan paket spesfikasi perlengkapan rumah, membuat pola kustomisasi semakin banyak, mencapai 1.296 kombinasi.
“Biasanya produk custome seperti ini hanya diperoleh konsumen di landed house mewah dengan harga mahal. Kalau kelas menengah, identik dengan tipe rumah yang sama. Sedangkan Malibu Village mampu menghadirkan konsep yang sama dengan harga yang terjangkau untuk kelas menengah,” kata Ervan Adi Nugroho, Presiden Direktur Paramount Land di acara Grand Briefing Malibu Village di Jakarta, Rabu, (25/2/2015).
Di sisi lain, Direktur Paramount Land Aryo Tri Ananto mengatakan, alasan Paramount menciptakan konsep custome homes ini mengingat konsumen selalu menginginkan rumah yang berbeda satu sama lain. Mereka ingin menjadikan rumah mereka tidak hanya sebagai tempat tinggal, melainkan juga sebagai bagian dari identitas mereka.
“Kalau kita bayangkan berjalan di koridor rumah, atmosfir dari lingkungan itu akan jadi homogen. Akan tetapi, kami menciptakan suasana yang begitu kaya yang tidak dimiliki kluster lain,” ujarnya.
Apalagi, kata Aryo, untuk proyek ini, Paramount menyisihkan 5.500 m2 dari 11 hektare untuk berbagai fasilitas, meliputi lapangan olahraga, lintasan jogging, kolam renang, dan club house sebagai tempat pertemuan, baik arisan maupun gathering komunitas masyarakat. Selain itu, terdapat convenience store yang menyediakan kebutuhan sehari-hari.
“Satu hal yang menjadi penting bagi kami adalah luas kamar. Tiap unit rumah di Malibu memiliki dua kamar tidur dengan kamar tidur utama yang luas. Sebab, keluarga khususnya pasangan baru menginginkan kamar yang luas sebagai ruang privasi merek. Selain itu ada dapur, kamar tidur untuk asisten rumah tangga, gudang, dan ruang jemur,” ungkap Aryo.