Pariwisata Gili Air Bangkit Paska Gempa Lombok

marketeers article

Paska gempa 7 skala richter yang menghantam Lombok pada Agustus lalu, membuat pariwisata di kawasan itu mengalami penurunan jumlah turis. Termasuk di Gili Air, pulau kecil yang bersebalahan dengan Gili Terawangan yang merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Provinsi NTB.

Pada saat Marketeers berkunjung ke Gili Air, memang terlihat beberapa penginapan jenis cottage dan resort yang tutup akibat rusak diterjang gempa. Selain itu, beberapa properti juga ditinggali oleh para pekerja yang sanak-saudaranya terkena dampak dari gempa bumi itu.

Kendati demikian, aktivitas turis masih terlihat seperti biasa. Hanya saja jumlahnya terus menurun. Menurut Lily McDonalds, Manager Vyaana Hotel, penginapan yang berada di Gili Air, turunnya turis terjadi karena masih banyak kesimpangsiuran informasi mengenai wisata di Gili Air.

“Paska Gempa, banyak sekali isu yang beredar yang mengatakan pemain properti di Gili Air belum siap. Padahal, masih banyak penginapan yang tidak tutup sehari pun sejak peristiwa itu terjadi,” ujar dia, Jumat (23/11/2018).

Aktivitas di Gili Air mulai ramai dipadati wisatawan

Begitupun dengan resor Mola2 yang dikelola oleh operator Dafam Hotels Management (DHM). CEO DHM Andhy Irawan dalam kunjungannya ke Gili Air mengakui bahwa dari 40 unit kamar yang mereka pasarkan, hanya menjadi 30 unit yang tersedia untuk dihuni. Artinya, ada 10 unit yang mengalami kerusakan.

“Kami pastikan bahwa keadaan di Lombok, khususnya Gili Air sudah pulih. Toko-toko di sekitar sudah buka. Mola2 Resort Gil Air pun sudah siap menerima tamu,” tutur Andhy.

Ia berharap bahwa kunjungan turis akan semakin meningkat, seperti sebelum gempa terjadi. Apalagi, bulan ini masuk dalam musim liburan (high season), di mana tingkat okupansi meningkat seiring dengan turis yang melakukan liburan tahunan di Gili.

Kendati demikian, pemilik properti di Gili Air harus menurunkan harga kamar dengan harapan okupansi meningkat. Vyaana Resort mengaku menurunkan harga hingga 70% dibandingkan harga sebelum gempa terjadi. Begitupun dengan Mola2 yang menurunkan harga kamar hingga 80%.

Contohnya, untuk kamar Lumbung Suite di  Mola2 dari Rp 4,8 juta turun menjadi Rp 946.671. Sementara, untuk Deluxe suite dari Rp 3,08 juta menjadi Rp 382.000.

Strategi itu nyatanya memberikan dampak. Para turis asing baik dari Jerman maupun Argentina menambah periode hari menginap menjadi lebih panjang hingga dua minggu.

Ir. Hermanto, Asisten 2 Bupati Lombok Utara mengatakan, Lombok Utara merupakan kabupaten termuda di Provinsi NTB dengan usia yang baru sepuluh tahun. Ia bilang, salah satu cara untuk mengembalikan kepercayaan turis terhadap Gili Air adalah dengan mengadakan kunjungan media massa ke daerah itu.

“Gili Air adalah destinasi yang masih bersih, aset Indonesia untuk dunia. Acara media seperti ini tentunya akan menggaungkan kembali pariwisata di Gili Air untuk kembali bersinar,” papar dia.

Editor: Sigit Kurniawan

Related