Pasar Bioteknologi Kelautan Capai US$ 11,7 Miliar, Luhut Tawarkan Kerja Sama

marketeers article
Sumber gambar: pers rilis.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) memproyeksikan pasar bioteknologi kelautan global mencapai US$ 11,7 miliar atau setara Rp 181,7 triliun (kurs Rp 15.532 per US$) hingga tahun 2032. Guna menangkap peluang tersebut, dia menawarkan kerja sama pengembangannya.

Luhut bilang salah satu negara yang potensial diajak kerja sama, yakni Zanzibar, negara bagian dari Tanzania yang terletak di lepas pantai Afrika Timur. Penawaran kerja sama ini dilakukan dalam Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi Pihak dan Forum Indonesia-Afrika ke-2 di Bali.

BACA JUGA: Luhut Raih Profesor Kehormatan dari Tsinghua University

“Pasar bioteknologi kelautan global yang bernilai US$ 5,9 miliar pada tahun 2022, diperkirakan akan mencapai US$ 11,7 miliar pada tahun 2032, Indonesia menghadirkan peluang besar bagi pengembangan sektor bioteknologi kelautan,” kata Luhut melalui keterangan resmi, Selasa (3/9/2024).

Dalam pertemuan dengan Hussein Mwinyi, Presiden Zanzibar, mantan Danjen Kopassus ini juga menjajaki potensi kerja sama Blue Economy. Peluang kerja sama ini di bidang manufaktur berbasis kelautan. Sektor ini dapat memberikan nilai tambah pada hasil perikanan dan kelautan.

BACA JUGA: Luhut Minta Pendanaan Iklim Tak Bebani Negara Berkembang

Luhut menjelaskan Indonesia telah menjadi produsen hasil laut terbesar kedua di dunia, setelah Cina. Beberapa bahan baku yang berasal dari sumber daya kelautan, seperti ikan, garam, rumput laut memiliki potensi besar untuk diolah lebih lanjut guna meningkatkan nilai tambah.

“Perikanan Indonesia menyumbang sekitar US$ 32,11 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2022, dengan pangsa sebesar 2,6% terhadap PDB negara ini,” katanya.

Luhut menyampaikan selain bidang menufaktur terdapat bidang pariwisata berbasis pesisir. Indonesia siap bekerja sama dalam Ekonomi Biru dengan Zanzibar dengan mempromosikan pariwisata bahari, nilai ekonomi masyarakat pesisir akan meningkat, pendapatan pemerintah meningkat, industri lokal meningkat, lapangan pekerjaan meningkat, dan pasar untuk produk lokal juga akan meningkat.

“Pada tahun 2022, pariwisata bahari mulai pulih dari COVID-19 dan jumlah wisatawan mancanegara meningkat menjadi 5,47 juta, Sementara pada tahun 2023, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 11,6 juta. Dalam hal ini, kita harus meningkatkan kerja sama pariwisata pesisir dan laut seperti membangun pulau saudara (sister’s island) dengan Bali dan hub pariwisata maritim,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS