Penerbitan digital mengalami peningkatan. Apakah “nubuat” Philip Meyer, penulis buku The Vanishing Newspaper, bahwa koran cetak terakhir akan terbit pada April 2040 akan makin mendekati kenyataan? Lepas dari benar dan tidak ramalan tersebut, fakta menunjukkan bahwa penerbitan digital mengalami peningkatan. eMarketer baru saja merilis data-data teranyar seputar produk penerbitan digital ini.
Penjualan buku digital (ebook) dan perkakas pembacanya seperti ereader, tablet, maupun ponsel pintar mengalami lonjakan yang cukup besar. Jumlah pengguna ereader dewasa di Amerika Serikat, misalnya, mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 dan 2015, pertumbuhannya diperkirakan bakal melambat sekitar lima persen.
Para pengguna perkakas baca buku digital ini, baik ereader dan tablet, menggunakannya untuk membaca secara lahap. Asosiasi Penerbit Digital (OPA) Amerika Serikat menemukan bahwa tablet telah mendorong pembelian buku. Pada Maret 2012, misalnya, pengguna tablet di AS membeli buku digital dengan perkakas tersebut, melebihi pembelian film, program TV, maupun langganan majalah.
Senada dengan OPA, Harris Interactive juga menemukan fakta bahwa pemilik ereader cenderung membeli lebih banyak buku ketimbang bukan pemilik ereader. Harris juga menemukan indikasi bahwa pemilik ereader lebih banyak membaca buku ketimbang yang tidak memiliki ereader.
Meski demikian, pasar buku digital ini memiliki tantangan tersendiri. Khususnya, terkait dengan pengiriman konten dan harga. Meskipun, penerbit buku digital bisa menetapkan biayanya sendiri, konsumen masih menginginkan harga buku digital lebih murah ketimbang harga buku cetak. Apakah penerbit, distributor, maupun perusahaan penyedia teknologi setuju atau tidak, konsumen tetap akan menekan agar mereka memenuhi ekspektasi soal harga buku tersebut.
Sebagai tambahan, tren meminjam buku dari perpustakaan digital makin populer. Meskipun program ini mendatangkan pendatapat dan manfaat promosi bagi penerbit, mereka juga mendorong meningkatnya jumlah kasus pembajakan dan kanibalisasi.