Pasar Keramik Dunia Makin Terbatas, Indonesia Jadi Sasaran

marketeers article

Siapa yang menyangka jika industri keramik di Indonesia terus tumbuh dengan baik. Minat masyarakat sebagai konsumen maupun pelaku industri ini pun terbilang baik. Hal ini tercermin dari antusiasme mereka dalam menyambut ajang pameran seputar dunia pecah belah ini.

Salah satu ajang pameran keramik terbesar dan terbaik di ASEAN edisi ke-5 adalah KERAMIKA 2016. Ajang ini merupakan hasil kerja sama Asosiasi Industri Keramik Indonesia (ASAKI) dengan REED Panorama Exhibition (RPE).

Dibuka oleh Dirjen Industri Kimia, Tekstil & Aneka, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Harjanto di Jakarta Convention Center, menghadirkan lebih dari 50 peserta pameran selama empat (17-20 Maret 2016).

“Perkembangan produk keramik di Indonesia dewasa ini telah memberikan hasil yang menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari sisi kapasitas, perolehan devisa, maupun penyerapan tenaga kerja. Dalam menghadapi era globalisasi, tentu produk-produk dari negara lain akan masuk ke Indonesia. Negeri ini merupakan pasar yang potensial mengingat pasar keramik dunia yang semakin terbatas,” jelas Menperin Saleh Husin dalam siaran resminya.

Menurut Saleh Husin, hal ini merupakan tantangan bagi industri keramik nasional untuk terus berupaya meningkatkan daya saingnya. Pameran KERAMIKA 2016 merupakan salah satu wadah promosi bagi Indonesia untuk memperluas pangsa pasarnya ke negara-negara yang belum dimasuki oleh negara pesaing. Selain itu, ajan ini bisa menjadi pembuktian untuk membawa industri keramik di Indonesia bersaing secara global dengan produk berkualitas dan inovatif yang dimiliki.

“KERAMIKA tahun ini merupakan tonggak bagi ASAKI karena di tahun ke-5 penyelenggaraannya, KERAMIKA telah tumbuh menjadi sebuah ajang pameran yang sukses. Selain itu, ajang ini juga memiliki kekuatan serta pengaruh terhadap lanskap industri. Ajang ini juga telah menjadi platform yang menarik dan strategis bagi para profesional di industri untuk berkumpul, bertukar pikiran, dan melakukan transaksi bisnis,” jelas Elisa SInaga, Ketua Umum ASAKI.

Hal- hal unik yang ditemukan di KERAMIKA ini pun beragam, salah satunya adalah Techlab. Techlab merupakan seminar mengenai masa depan fabrikan keramik dan berbagai tantangan yang akan dihadapi oleh pelaku industri. Mulai dari tingginya biaya produksi, menaikkan efisiensi dan hasil fabrikan. Nantinya, hasil diskusi ini dapat dibawa ke permasalahan manufaktur se-ASEAN. Pada seminar ini, melibatkan para fabrikan keramik profesional se-ASEAN (CICA members)

Pada ajang yang diramaikan oleh 30 ribu pengunjung ini, diharapkan dapat mampu berkontribusi sesuai dengan arahan pemerintah dalam mempromosikan peluang bisnis di Indonesia di tingkat internasional.

Related