Pasar Real Estate di Asia Pasifik Terus Menguat

marketeers article
SEOUL, SOUTH KOREA FEBRUARY 14, 2013: Crowds enjoy the Myeong-Dong district nightlife in Seoul.

Volume transaksi real estate komersial di Asia Pasifik pada kuartal ketiga 2019 telah mencapai US$128 miliar, berdasarkan data dari JLL, konsultan real estate global. Volume transaksi selama periode Juli hingga September naik 18% dibanding tahun lalu.

Menurut Stuart Crow, CEO, Asia Pacific Capital Markets JLL ,investor di Asia Pasifik menghadapi sejumlah tantangan seperti perlambatan pertumbuhan dan perang dagang. “Likuiditas menguat di beberapa pasar seperti Seoul, Tokyo dan Singapura, di mana fundamental pelaku pasar tetap solid. Kami mengharapkan para investor Asia untuk lebih mendiversifikasi kepemilikan real estate mereka baik di kawasan ini maupun secara global pada bulan-bulan mendatang saat mereka mengupayakan hasil yang lebih tinggi,” terangnya.

Di antara kota-kota Asia Pasifik, Seoul merupakan yang paling likuid di mana nilai real estate yang ditransaksikan selama tiga kuartal pertama tahun ini mencapai US$ 15,4 miliar. Selain Seoul, pasar China mencatatkan kenaikan transaksi. Investasi di Shanghai mencapai US$ 14,4 miliar (ytd), dengan jumlah US$ 3,5 miliar diterima di kuartal ketiga.

Kota di China ini adalah kota dengan jumlah investasi antar negara terbesar di antara kota-kota di Asia Pasifik dalam tiga kuartal pertama tahun ini, disusul oleh Singapura dan Sydney. Secara global, Shanghai berada di posisi ketiga setelah Paris dan London.

Sementara itu, kantor real estate Singapura merupakan yang terkuat di dunia dengan pertumbuhan volume lebih dari 175% dibanding tahun lalu, hal ini disebabkan oleh kekuatan pertumbuhan sewa dan penyerapan bersih. Volume transaksi di negara-kota tersebut mencapai rekor tertinggi. Hal ini berkat akuisisi Duo tower oleh Allianz dan Gaw Capital senilai US$ 1,15 miliar pada bulan Juli.

Pasar Asia Pasifik juga merupakan sumber modal terbesar untuk investasi antar negara dalam sembilan bulan pertama tahun ini, dengan Singapura, Korea Selatan dan Hong Kong masuk dalam daftar sepuluh besar pemberi modal.

“Investor Asia menyebar modal secara lebih luas terutama ke sejumlah pasar seperti Eropa di mana biaya utangnya rendah dan aset tersedia, sementara pasar di Jerman dan Perancis dipandang sebagai penerima manfaat pasca-Brexit,” kata Mr Crow.

Bagi Crow, pasar real estate Asia Pasifik kemungkinan akan tetap stabil karena investor terus mengalokasikan sejumlah besar modal pada sektor real estate. JLL memperkirakan investasi real estate komersial di Asia Pasifik pada tahun 2019 akan tumbuh 13% dibanding tahun lalu.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related