Perusahaan asuransi berbasis teknologi (insurtech) PasarPolis mengumumkan raihan pendanaan Seri B pada Rabu (02/09/2020). Pendanaan senilai US$ 54 juta (Rp 798,8 miliar) dikucurkan oleh LeapFrog, Xiaomi, SBI Investment, Intudo Ventures, dan Alpha JWC.
Menurut Cleosent Randing, Founder dan CEO PasarPolis, pendanaan ini disebabkan pertumbuhan perusahaannya yang signifikan. Dalam jangka waktu dua tahun, kinerja penjualan polis digital tergolong impresif yang kemudian memancing kepercayaan investor untuk ikut mendanai Pasar Polis.
“Sejak pedanaan Seri A pada bulan Agustus 2018 lalu, PasarPolis mencatat pertumbuhan penjualan polis hingga 80 kali lipat. Sementara itu mitra strategis kami juga bertambah empat kali lipat dalam periode yang sama,” kata Cleo.
Dalam pendanaan kali ini, Cleo mengatakan bahwa PasarPolis akan meningkatkan penetrasi asuransi masyarakat Indonesia. Hal ini didorong dengan klaim bahwa di wilayah ASEAN, penetrasi asuransi masih sangat rendah di angka 3,6%.
“Harus ada perluasan penetrasi asuransi di Indonesia,” tegas Cleo.
Sebagai penyedia layanan asuransi digital, PasarPolis percaya bahwa pihaknya bisa memperluas akses asuransi yang mudah dan efisien sehingga tingkat penetrasi asuransi, terutama kesehatan dan kejiwaan di Indonesia. Salah satunya dengan inovasi produk sesuai dengan kebutuhan nasabah dan memperluas akses agen PasarPolis.
Langkah pertama dilakukan pada tahun 2019 dengan menerbitkan lebih dari 650 juta polis untuk masyarakat yang tidak atau jarang menggunakan layanan asuransi. Contohnya pengemudi ojek daring, kurir pengiriman barang, dan pelaku UKM. “Saat itu kami berkolaborasi dengan lebih dari 30 perusahaan asuransi di Asia Tenggara dan kami yakin, pendanaan ini bisa meningkatkan penerbitan polis pada masyarakat yang sebelumnya tidak memilii akses,” klaim Cleo.
Hingga tahun kelimanya beroperasi di Indonesia, startup ini telah membangun jaringan keagenan hingga 10 ribu agen di tiga negara, yaitu Vietnam, Indonesia, dan Thailand. Cleo menargetkan pendanaan yang diraih perusahaan juga bisa menjadi bahan bakar baru untuk meningkatkan pengalaman pengguna dari hulu ke hilir.
Editor: Ramadhan Triwijanarko