Perubahan akibat pandemi COVID-19 memunculkan suatu tren baru, yaitu model hybrid yang mengombinasikan antara offline dan online. Kondisi tersebut pun membuat peran Human Resources (HR) di berbagai perusahaan, termasuk properti mengalami perubahan dalam mengelola karyawannya.
Perubahan cara kerja HR turut memengaruhi Agung Sedayu Group (ASG), salah satu pengembang properti di Indonesia. Benny Salindeho, Management and System Development Group Director, yang saat ini juga merangkap sebagai Acting Group HR Director Agung Sedayu Group (ASG) mengatakan, perubahan yang terjadi lebih menyasar kebijakan sumber daya manusia (SDM) yang menjadi lebih efisien.
Untuk bisnis properti, Benny mengakui tidak ada perubahan yang signifikan, melainkan hanya mengatur jumlah orang yang datang secara efisien. Di bisnis Mal dan Hotel pun terdapat standar-standar bekerja yang lebih tinggi dari sebelumnya.
“HR menjadi lebih mementingkan kesehatan dan keamanan karyawan. Sebenarnya, ini memang sudah jadi standar kami. Jadi, lebih ke bagaimana penguatan yang sudah dilakukan selama pandemi ini, ditetapkan menjadi kekuatan seterusnya,” kata Benny.
Benny turut menjelaskan, pengelolaan karyawan saat ini dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai ASG, salah satunya adalah agility. Apalagi, era saat ini sangat berbeda dengan sebelumnya, terutama dari sisi SDM, yang makin dipenuhi oleh generasi milenial hingga generasi Z.
“Kita harus mengetahui bagaimana mengelola karyawan dari generasi milenial dan berbenah, bagaimana membuat perusahaan ini menjadi nyaman bagi mereka. Intinya, di era ini adalah bagaimana kita bisa mengikuti segala perubahan, menangkap peluang dengan cepat, dan bagaimana bersikap menghadapi semua itu,” katanya.
Terkait pengelolaan karyawan yang sifatnya administratif, semua dilakukan melalui sistem. Untuk persetujuan cuti, pembayaran gaji, pendaftaran untuk kegiatan-kegiatan pendidikan hingga promosi, semua melalui sistem. Bahkan, semua hal ini memang sudah dilakukan HR ASG jauh sebelum pandemi.
“Walaupun demikian, kami juga tetap memerlukan kontrol fisik. Kembali lagi, bisnis ini membawa pengalaman nyata dalam kehidupan manusia. Bekerjanya tidak bisa virtual. Oleh karena itu kontrolnya juga tidak bisa virtual, harus langsung di lapangan. Memang tidak selalu, jadi HR mengkombinasikannya dengan sistem agar lebih efisien,” tutur Benny.
Editor: Ranto Rajagukguk