Industri berbasis teknologi audio visual semakin potensial pascapandemi. Apalagi teknologi berkembang supercepat dengan pengalaman imersif yang diusungnya. Salah satu perusahaan teknologi yang gesit dalam menyikapi laju teknologi tersebut adalah V2 Indonesia.
Saat ini, perusahaan yang berdiri pada tahun 1992 ini tengah mengembangkan produk berbasis internet of things (IoT), artificial intelligence (AI), virtual reality (VR), augmented reality (AR), extended reality (XR), hingga robotik. Pengalamannya selama puluhan tahun di pasar audio visual dan LED membuat V2 Indonesia siap memasuki metaverse sebagai babak baru teknologi.
Kesuksesan V2 Indonesia sebagai pemain besar di industri berbasis audio visual tidak lepas dari sejarah dan sepak terjang Sang Pendiri, yakni Rudi Hidayat. Rudi yang kini menjadi CEO PT V2 Indonesia menceritakan bahwa semua kesuksesannya berpijak dari passion yang ia punyai sejak remaja.
Di masa itu, Rudi sudah jatuh cinta pada dunia teknologi, khususnya bidang elektronika. Sementara, kondisi ekonomi keluarga membuatnya terdorong untuk belajar mandiri dengan berbisnis kecil-kecilan bermodal passion tersebut.
BACA JUGA: V2 Indonesia Boyong Proto M, Media Holografik Pertama di Dunia
“Saya sekolah di STM BPK Penabur Jakarta, jurusan elektro arus lemah. Ayah saya seorang pengusaha batik. Sempat mengalami keterpurukan karena pernah ditipu orang. Situasi ini mengajari saya mandiri. Sejak kelas dua STM, saya mulai merakit sendiri radio, cassette deck, hingga amplifier. Saya menjualnya ke teman-teman sendiri dan orang tua mereka. Uang hasil jualan saya pakal untuk membiayai sekolah,” kata Rudi dikutip dari Majalah Marketeers edisi November 2022.
Rudi ingin terus mengembangkan hobinya di bidang elektronika. Di kala itu, ia mengaku rajin melakukan observasi pada tren dan produk-produk elektronik. Dengan uangnya sendiri, ia membeli majalah tekno agar tak ketinggalan tren. Pasar Glodok menjadi salah satu tujuan favoritnya untuk membeli komponen elektronika yang akan ia rakit.
“Kenapa produk elektronik saya laku saat itu karena saya membikinnya secara unik, bukan produk rakitan seperti pada umumnya sehingga saya bisa menjual lebih mahal. Saya senang karena karya-karya saya bisa dinikmati oleh orang lain,” katanya.
BACA JUGA: Lewat V2 Indonesia, Proto Hologram Pertama di ASEAN Hadir di Tanah Air
Kecakapan dan pengalaman tersebut menjadi modal awal ia mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama. Awal mengelola usaha, Ia berhasil menggandeng Elmo, perusahaan Jepang yang memproduksi overhead projector (OHP).
“Saat itu ada dua merek besar, 3M dan Elmo. Bisa menggandeng Elmo tentu menjadi poin tersendiri bagi kami. Ini dikarenakan saya pernah bekerja di perusahaan Jepang dan dididik kultur kerja mereka. Saat mendirikan V2 Indonesia, saya percaya diri karena memiliki modal pengalaman dan passion,” tukasnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz