Di sela penyelenggaraan Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dan pertemuan Asia Africa Business Summit (AABS), Menteri Perdagangan RI Rachmat Gobel menerima komitmen kerja sama perdagangan dari Delegasi Pengusaha Mesir. Para pengusaha Mesir ini tergabung dalam Egyptian-Indonesia Business Council (EIBC) yang diketuai Eng. Mohamed A. Baraka yang sekaligus delegasi KAA.
Kerja sama yang dibangun oleh pengusaha Mesir dengan pengusaha Indonesia ini menunjukkan produk Indonesia cukup kompetitif dan memiliki kualitas yang baik. “Pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi komitmen kerja sama perdagangan dari Delegasi Pengusaha Mesir. Komitmen ini ditunjukkan Mesir dengan mengirim delegasi dalam jumlah besar. Ini menunjukkan besarnya perhatian Mesir terhadap Indonesia sebagai salah satu mitra dagang terbesarnya,” ujar Rachmat Gobel.
Mendag mengharapkan keberadaan EIBC dapat menjadi jembatan yang dapat memfasilitasi kerja sama pelaku usaha dari kedua negara di berbagai sektor perdagangan. “Saya minta EIBC dapat menjadi garda terdepan untuk mempromosikan produk-produk ekspor Indonesia kepada konsumen Mesir,” pinta Rachmat Gobel.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak mengungkapkan sebagai negara dengan penduduk mayoritas Islam, Mesir merupakan pasar yang potensial bagi Indonesia, khususnya untuk produk makanan olahan, fesyen muslim, ban, dan suku cadang kendaraan bermotor.
Selain itu Nus menambahkan, posisi strategis Mesir yang menghubungkan benua Asia, Afrika, dan Eropa dengan adanya terusan Suez dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai pintu gerbang perdagangan ke wilayah sekitarnya. “Diharapkan produk ekspor Indonesia tidak hanya sampai ke Mesir, tetapi juga ke negara-negara tetangga Mesir lainnya. Peluang ini harus dapat digarap maksimal oleh para eksportir Indonesia,” ujar Nus.
Mesir merupakan salah satu mitra utama Indonesia di kawasan Afrika. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), nilai total perdagangan Indonesia-Mesir pada 2014 mencapai US$ 1,49 miliar, dengan surplus sebesar US$ 1,2 miliar untuk Indonesia. Selama lima tahun terakhir (2010-2014), tren perdagangan kedua negara tercatat sebesar 4,1%. Nilai ekspor Indonesia ke Mesir pada periode Januari-Februari 2015 tercatat sebesar US$ 209,25 juta. Sementara, nilai impor Indonesia tercatat sebesar US$ 14,80 juta, sehingga pada periode tersebut Indonesia surplus US$ 194,44 juta. Produk ekspor utama Indonesia ke Mesir meliputi emas, kabel dan konduktor listrik, furnitur, bahan tekstil, pakaian jadi, buah segar, dan tembaga. Sedangkan impor Indonesia dari Mesir, antara lain maizena, gandum, fosfat, kacang kedelai, serta iron ores dan konsentratnya.