Batam diyakini berpeluang menjadi pusat pertumbuhan startup berkat kehadiran pengembangan Nongsa Digital Park. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan upaya ini untuk merealisasikan Batam sebagai innovation hub sekaligus mendukung implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
Di gelaran leadership retreat Bali, Oktober lalu, pemerintah Indonesia dan Singapura telah menandatangani Bilateral Investment Treaty. Selain potensi investasi Singapura ke Batam, hal ini ditargetkan membidik Batam sebagai digital bridge Singapura ke Indonesia.
Indonesia ke depan diyakini bisa menjadi pusat pengembagan ekonomi digital. Kondisi tersebut akan mendukung visi Indonesia menjadi bagian dari sepuluh negara besar yang memiliki ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030. “Kami sedang menghitung, sampai tahun 2030 kita butuh 17 juta tenaga kerja yang punya literasi terhadap ekonomi digital,” ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Batam, Jumat (16/11/2018).
Meski saat ini industri manufaktur masih menjadi penopang utama perekonomian di Batam, perlahan namun pasti industri lain diyakini bakal berkembang pesat. Tak terkecuali, industri digital.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengaku telah melihat perkembangan positif dari Batam. Pertumbuhan ekonomi yang saat ini sudah di angka 4,25%, jauh lebih tinggi dibanding 2017 lalu yang berada di bawah 2%.
“Dengan tren yang bagus, kami berharap agar kebijakan yang ada harus disempurnakan. Begitu juga dengan koordinasi di tingkat daerah dan pusat yang harus berjalan harmonis. Dengan begitu, kawasan strategis seperti Batam dan kawasan industri lain bisa kembali dilirik investor,” ujar Rosan.
Editor: Sigit Kurniawan