Dewasa ini, rumah sakit modern berskala besar makin banyak. Pasar di Indonesia kian bergerak ke arah positif untuk industri rumah sakit modern. Bila ditarik lebih jauh, semakin besarnya porsi middle class di Indonesia ikut menjadi kunci. Dampaknya, kemampuan daya beli middle class semakin tinggi untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik.
Porsi kelas menengah di Indonesia jumlahnya lebih besar dibandingkan jumlah penduduk Singapura, ditambah Malaysia maupun Australia. Hal ini disampaikan oleh dr. David Santoso, CEO Mayapada Hospital Jakarta Selatan. “Saya optimistis sekali. Saya merasa Indonesia merupakan pasar yang sangat menarik, tidak hanya untuk industri rumah sakit,” ungkap David kepada Marketeers.
Pasar di Indonesia, sambung David, masih lebih menarik dibanding negara tetangga. Pasar domestik Indonesia sangat besar. Menurutnya, tidak perlu susah payah berjualan ke luar negeri. Hanya diserap oleh pasar Indonesia saja sudah sangat luar biasa. Di balik peluang itu, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi industri rumah sakit. Patut disayangkan, Indonesia masih bermasalah di infrastruktur. Menurut David, kepastian hukum dan regulasi juga masih belum transparan. Tantangan lainnya, belum ada keberpihakan pemerintah dalam mendukung industri rumah sakit swasta. Kebanyakan, dananya dikeluarkan sendiri oleh pihak rumah sakit swasta.
Kontribusi pemerintah diperlukan agar rumah sakit bisa bersaing dengan rumah sakit di negara lain. “Contohnya, dalam hal impor obat dan alat kesehatan. Di Indonesia, masih dikenakan pajak. Di Singapura dan Malaysia, justru ada subsidi pajak oleh pemerintahnya. Tidak heran, beberapa pelayanan kesehatan di Singapura dan Malaysia harganya lebih murah dibandingkan di Indonesia,” kata David.
Tantangan lainnya adalah regulasi pemasaran. Undang-undang di Indonesia melarang pemasaran rumah sakit. Hal ini berbeda dengan regulasi di negara lain. Tantangan utama industri rumah sakit adalah SDM. Masyarakat yang semakin cerdas, tuntutannya semakin besar. Kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif semakin tinggi. Sementara, di satu sisi, SDM kurang cekatan mengikuti perkembangan. “Pertumbuhan demand dari pasar yang luar biasa tidak bisa diimbangi dengan supply SDM yang mumpuni juga,” pungkas David.