Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah di depan mata. Semua negara, khususnya yang bernaung di kawasan ini harus siap dengan era bebas mobilitas produk, jasa, dan orang ini. Untuk menghadapi kondisi tersebut, apa yang harus atau sebaiknya dilakukan oleh para pelaku industri?
“Para pemain memiliki keunggulan masing-masing. Di industri logistik, konsumen selalu meminta pelayanan tercepat, berkualitas, dan termurah. Dari sini, mau tidak mau pemain harus berubah dan mampu bersaing. Sebelum merebut pasar di luar Indonesia, ambil dulu jatah di sini,” jelas Yukki N. Hanafi saat acara MarkPlus Center Transportation & Logistic di Philip Kotler Theater Class Jakarta.
Semenara, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Masita, ada tiga poin yang harus diperhatikan. Pertama, para pemain jangan berpangku tangan dan tergantung pada pemerintah karena signal yang diberikan pemerintah tidak jelas, khususnya di sektor logistik.
Kedua, para pemain harus memerhatikan dua hal, yakni pelayanan dan biaya yang dikeluarkan. Dua hal ini harus dibenahi untuk menjawab tuntutan konsumen. Ketiga, fokus saja ke apa yang menjadi kekuatan sendiri. Dengan tetap fokus, bukan tidak mungkin para pemain meskipun kecil bisa dilirik oleh pemain asing untuk sebuah kolaborasi.
Sedikit berbeda dengan Zaldi, Carmelita Hartoto dari Indonesia National Shipowners Association (INSA) mengatakan bahwa pemain harus sudah mulai untuk bersaing di negara-negara tetangga. Selain itu, Carmelita menekankan peran kebijakan pemerintah dalam memainkan peranan penting membangun daya saing. Dalam hal ini, para pemain harus memikirkan untuk menjalin kolaborasi.
Pendapat ini didukung oleh Sekjen Indonesian National Air Carriers Association (INACA) Tengku Burhanuddin. Tengku memberikan contoh upaya yang dilakukan oleh Lion Air. Lion melihat pasar ASEAN ini sangat besar dan mulai berpenetrasi di Thailand, Malaysia, dan negara lainnya. Untuk itu, para pemain harus ada konsep yang kreatif dan melek teknologi untuk menghadapi persaingan.
Sementara, Kementerian Perhubungan melalui Sekretaris Badan Litbang Perhubungan Adolf Tambunan mengatakan, para pemain jangan menerapkan strategi bertahan. Bermainlah menyerang.