Beberapa tahun terakhir, blog dan platform Instagram telah menciptakan genre pemasaran baru yang memperoleh banyak investasi dan kolaborasi brand ternama dalam dunia online. Founder and President of the Social Media Casting and Management Agency Socialyte Collective Beca Alexander mengungkapkan, millennial influencer merupakan sarana pemasaran terefektif saat ini dan menjadi agensi bagi mereka merupakan peluang bisnis yang menguntungkan.
Dilansir dari theguardian.com (28/05/2017), Alexander mengungkapkan salah satu influencernya memperoleh pendapatan sekitar US$ 1 juta tahun lalu. Ia mengambil komisi sebesar 10% dari portofolio kliennya. Setelah mendirikan bisnisnya sejak tujuh tahun lalu dan mengalami pertumbuhan tahunan sebesar dua digit, omzet bisnis ini pun diprediksi naik 2,5 kali lipat tahun ini.
Memiliki sekitar 100 influencer yang masing-masing memiliki 30 ribu hingga dua juta pengikut, Alexander berbagi strategi kesuksesan Socialyte Collective. Menurutnya, ada berbagai cara memperoleh pendapatan tersebut. Hal mendasar adalah dengan menyusun strategi yang sesuai dengan gaya pemirsa dari masing-masing millennial influencer.
“Beberapa brand hanya fokus dalam mempromosikan sebanyak mungkin produk mereka tanpa menyadari sinergi yang penting antara millennial influencer dengan brand itu sendiri,” terang Alexander. Menurutnya, sinergi yang tercipta antara produk dengan millennial influencer nyatanya merupakan hal terpenting untuk mencapai kesuksesan suatu promosi.
Mantan blogger berita fashion ini mengungkapkan, pemasar terbaik tahun ini didominasi oleh influencer perempuan. Namun, Socialyte Collective berupaya menambah sejumlah bintang pria menyusul kesuksesan klien terdahulunya, Adam Gallagher. Gallagher sukses menjual gaya hidupnya yang direpresentasikan dengan elegan dan memperoleh kontrak kerja jangka panjang dengan Armani.
Beberapa langkah lain untuk mendukung bisnis ini adalah dengan berupaya mengambarkan citra online yang sempurna. Merekrut pengamat fotografer still-life dan style, seniman make-up, stylist, asisten, dan editor diperlukan bagi klien yang sudah sampai pada level influencer tingkat atas.
Tidak jauh berbeda dengan Alexander, Callum McCahon, Strategy Director at the Social Media Agency Born Social mengatakan, meski ada begitu banyak strategi, para pelaku bisnis ini kembali harus mengingat target audiens dan mempertahankan orisinalitas dari brand dan millennial influencer itu sendiri. Ini merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan.
“Alasan merek menggunakan influencer adalah hubungan saling percaya yang mereka miliki dengan pengikut mereka,” kata McCahon.
Editor: Sigit Kurniawan