Wilayah perbatasan suatu negara merupakan cerminan etalase bagi negara tersebut. Sayangnya, selama 70 tahun Indonesia merdeka, masalah mengenai perbatasan masih sekadar pembicaraan saja. Ada banyak stigma tentang kondisi wilayah perbatasan. Mulai dari masalah pendidikan, infrastruktur, perekonomian, hingga kondisi kesehatan masyarakatnya. Apabila perbatasan adalah cermin sebuah negara, tentunya Indonesia bukanlah negara yang sejahtera.
Mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang dalam pengabdiannya untuk negara ini telah beberapa kali bertugas di wilayah perbatasan melihat bahwa sudah sejak lama masyarakat perbatasan berteriak kepada pemerintah terkait masalah kesejahteraan. “Saya sangat paham dengan apa yang mereka rasakan,” kata Moeldoko dalam Dialog Indonesia WOW, program kolaborasi RRI Pro 3 dan Marketeers Radio, di Jakarta, Sabtu (22/8/2015).
Beruntung, saat ini pemerintah memiliki political will yang kuat ke arah wilayah perbatasan. Beberapa infrastruktur seperti jalan raya sudah mulai dibangun. Lebih lanjut menurut Moeldoko wilayah perbatasan tidak hanya dilihat dari sisi fisik saja. “Kalau lihat hitung-hitungan angka, tentu saja pembangunan infrastruktur di sana sangat mahal,” katanya.
Baginya pembangunan wilayah perbatasan dapat sebagai saluran pembangunan emosi antara masyarakat perbatasan dengan pemerintah. Pembangunan wilayah perbatasan harus dilihat sebagai upaya negara membangun jiwa yang kuat pada masyarakatnya. Pendekatannya pun, sambung Moeldoko, tidak harus security tetapi juga prosperity.