Hasil studi Moody Analytics untuk Visa “The Impact of Electronic Payments on Economic Growth” menyebutkan penggunaan produk pembayaran elektronik, seperti kartu kredit, kartu debit, dan kartu prabayar telah menciptakan lapangan pekerjaan baru rata-rata setara dengan 62.960 pekerjaan setiap tahunnya. Selain itu, penggunaan produk pembayaran elektronik diklaim meningkatkan Produk Domestik Bruto Indonesia sebesar US$ 2,17 miliar.
Studi ini juga menemukan, pembayaran elektronik memberikan manfaat kepada pemerintah dengan menciptakan iklim usaha yang lebih stabil dan terbuka. Bukan hanya itu, pembayaran elektronik juga membantu meminimalkan apa yang sering disebut sebagai grey economy, yaitu kegiatan ekonomi berbasis uang tunai yang tidak dilaporkan.
Pembayaran elektronik dinilai telah berhasil mendorong peningkatan potensi penerimaan pajak yang bagi pemerintah. Selain itu, pembayaran elektronik juga menekan biaya pengelolaan uang, dan memberikan jaminan pembayaran untuk pedagang serta mendorong inklusi keuangan.
“Hasil studi ini membuktikan bahwa pembayaran elektronik telah memberikan banyak manfaat bagi Indonesia maupun negara lainnya. Studi ini juga menekankan pentingnya kebijakan publik yang tepat untuk menciptakan sistem pembayaran terbuka dan kompetitif agar memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja,” kata Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia dalam keterangan resminya.
Ellyana mengingatkan, sekalipun hasil studi ini cukup menggembirakan, namun data World Bank mengungkapkan bahwa hanya 36% penduduk Indonesia memiliki rekening bank di lembaga keuangan formal. Melihat kondisi ini, Visa akan terus mendukung gerakan Nasional Non-Tunai Bank Indonesia dan bekerja sama dengan bisnis lokal, pemerintah dan pemangku kepentingan di industri untuk melanjutkan dan memperluas penggunaan pembayaran elektronik di Indonesia.
Studi ini menemukan, negara-negara dengan tingkat pertumbuhan penggunaan kartu yang tinggi juga akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Misalnya, kenaikan besar dalam PDB tercatat di Hongaria (0,25%), Uni Emirat Arab (0,23%), Chili (0,23%), Irlandia (0,2 %), Polandia (0,19%), dan Australia (0,19%).
Lalu, peningkatan penggunaan kartu menambahkan rata-rata 2,6 juta pekerjaan setiap tahunnya di 70 negara antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Dua negara dengan rata-rata penambahan lapangan pekerjaan terbesar adalah Tiongkok sebanyak 427.000 pekerjaan dan India sebanyak 336.000 pekerjaan. Hal ini disebabkan oleh kombinasi antara produktivitas kerja yang meningkat dengan pesat dan pertumbuhan penggunaan kartu pembayaran di kedua negara tersebut.
Editor: Sigit Kurniawan