Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyampaikan beberapa poin penting yang perlu menjadi bahan evaluasi adalah penanganan pembelajaran pascadisrupsi. Lembaga menilai pendidikan menjadi salah satu aspek yang perlu dievaluasi dan diperbaiki pada tahun 2023.
“Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah meneruskan upaya-upaya untuk memulihkan pembelajaran pascapandemi untuk meminimalkan learning loss atau hilangnya pengetahuan dan keterampilan dalam proses belajar,” ujar Peneliti CIPS Nadia Fairuza dalam laporannya beberapa waktu lalu.
Nadia melanjutkan, urgensi untuk mengatasi learning loss menunjukkan pengenalan kembali pembelajaran tatap muka pada awal tahun. Namun proses ini kembali terganggu akibat kemunculan varian COVID-19 lain yang menyebabkan opsi kembali ke sekolah kembali menjadi pertentangan.
BACA JUGA: IOH dan Quipper Dukung Sektor Pendidikan Korban Gempa Cianjur
Melanjutkan pandemi sebagai salah satu bentuk disrupsi yang mungkin saja terjadi kembali, pemerintah perlu memberikan ruang terhadap sistem pendidikan yang resilien dan adaptif karena kerentanan posisi geografis Indonesia.
Untuk itu, pemerintah tetap perlu memprioritaskan penanganan pembelajaran pascapandemi pada tahun depan dengan memperhatikan berbagai evaluasi yang didapat dalam dua tahun terakhir. Walaupun kegiatan belajar-mengajar sudah kembali dilakukan secara tatap muka hampir di semua wilayah di Indonesia, menciptakan sistem yang lebih tahan dan adaptif terhadap bencana tetap perlu dilakukan mengingat disrupsi, seperti COVID-19 dan bencana alam, sangat mungkin terjadi lagi.
Berkaca pada pandemi serta mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia yang rawan bencana alam, pemerintah pusat dan daerah perlu mengembangkan skema-skema untuk mendukung proses pembelajaran pascabencana/kondisi darurat untuk meningkatkan resiliensi sistem pendidikan. Misalnya, pembangunan infrastruktur sekolah tahan bencana, mengembangkan kurikulum sederhana, hingga memfasilitasi sekolah untuk menjangkau pelajar dan guru yang terkena dampak bencana/kondisi darurat.
BACA JUGA: Pupuk Kaltim Dorong Pendidikan Vokasi untuk SDM yang Andal
“Pentingnya kebijakan dan investasi untuk mendukung kesiapsiagaan sektor pendidikan dalam menyikapi perubahan mendadak,” tegasnya.
Masih merespons pandemi, Nadia juga berpendapat kalau manajemen sekolah perlu diperhatikan untuk mendukung kesuksesan kegiatan belajar mengajar. Selama pandemi, manajemen sekolah berperan besar dalam mengkomunikasikan kebijakan yang terus berubah kepada siswa dan orang tua.
Selain itu, peran Komite Sekolah perlu dimaksimalkan karena orang tua adalah pemangku kepentingan dan pengambil keputusan penting di sektor pendidikan. Mereka dapat memberikan masukan, saran, dan perspektif yang berarti tentang bagaimana anak-anak mereka dapat memperoleh manfaat penuh dari studi mereka.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz