Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UKM) harus melibatkan kolaborasi multisektor. Hal ini disampaikan oleh Blibli sebagai salah satu pemain e-commerce yang melakukan pemberdayaan UKM. Sikap Blibli ini didukung oleh hasil temuan riset “Digitalisasi UMKM – Kunci Pertumbuhan Inklusif Perekonomian Indonesia” yang baru diluncurkan oleh Blibli bersama Harian Kompas dan Boston Consulting Group (BCG).
Riset tersebut mempelajari perkembangan mitra UKM Blibli untuk mendapatkan potret terkini dari sektor UKM, termasuk aneka tantangan yang dihadapi UKM serta kesempatan yang dihadirkan oleh teknologi digital, terutama e-commerce. Penyusunan riset ini diapresiasi oleh pemerintah, yang menempatkan UKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional, seperti yang diungkapkan oleh Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Thohir.
“UKM di Indonesia saat ini menjadi kontributor terbesar dalam lapangan kerja dan memiliki peran besar dalam meningkatkan kualitas angkatan kerja. Menjaga dan meningkatkan kualitas UKM ini juga menjadi fokus BUMN. Hadirnya teknologi serta platform digital tentunya akan memudahkan kita untuk mendukung pertumbuhan UKM. Semua ini sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan ekonomi digital Indonesia,” ujar Erick Thohir, Menteri BUMN Republik Indonesia.
Sementara itu, Kusumo Martanto, CEO Blibli, mengatakan Blibli, sebagai e-commerce lokal yang mendukung lebih dari 130 ribu UKM, telah menyaksikan bagaimana setiap UKM telah menciptakan value chain yang berharga bagi ekonomi. Di hulu, UKM menyerap hasil produksi para penyedia bahan mentah. Kemudian, UKM membuka lapangan kerja bagi komunitas sekitar saat proses pembuatan produk dan pengoperasian bisnis. “Lalu di hilir, mereka memunculkan kesempatan usaha baru bagi distributor dan pedagang eceran yang membawa produk UMKM ke pasar-pasar di seluruh Indonesia,” kata Kusumo.
Riset menunjukkan bahwa 77% dari responden UKM mempekerjakan orang-orang dari komunitas mereka, di mana satu UKM dapat memunculkan hingga lima kesempatan di lapangan kerja setempat.
“Sangat tepat bagi semua sektor untuk berkolaborasi untuk menjaga keberlangsungan UKM terutama di tengah pandemi. Hal ini juga yang mendorong Blibli untuk selalu bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga institusi keuangan, dalam menjalankan inisiatif pemberdayaan UKM, termasuk pelatihan digital entrepreneurship,” lanjut Kusumo.
Sebab itu, meningkatkan literasi digital, UKM sangat krusial karena teknologi akan mempertebal kemampuan mereka untuk melampaui tantangan dalam berbisnis, khususnya yang dihadirkan oleh pandemi dalam bentuk penurunan penjualan, penyusutan sumber permodalan, dan penyumbatan jalur distribusi.
BE Satrio, Peneliti Litbang Kompas menambahkan, mayoritas UKM sudah memahami pentingnya teknologi digital, di mana 74% dari UKM yang disurvei telah familiar dengan kehadiran e-commerce. Namun, hanya 20% yang memiliki literasi digital memadai untuk memanfaatkan teknologi secara optimal. Terbatasnya literasi digital berakar dari berbagai sumber seperti kurangnya akses ke perangkat teknologi dan pendanaan.
Sebab itu, meningkatkan literasi digital pun membutuhkan pendekatan multisektoral. Semua pihak juga selayaknya bahu-membahu karena digitalisasi UKM akan menciptakan multiplier effect yang membawa balik manfaat ke seluruh sektor ekonomi. “UKM yang sudah go online menghasilkan pendapatan 1,1 kali lebih tinggi dibanding yang offline dan penghasilan yang lebih baik ini memungkinkan UKM online untuk semakin memperluas bisnis, dengan demikian menyerap lebih banyak sumber daya,” kata Satrio.
Haikal Siregar, President Director PT Boston Consulting Indonesia, menyatakan bahwa multiplier effect yang dihasilkan oleh digitalisasi UKM pada akhirnya akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi inklusif Indonesia di masa depan.
“Peningkatan litersi digital UKM hingga menyentuh 50% akan berdampak pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dengan nilai yang diperkirakan sebesar US$ 38 miliar. Selain menghadirkan kanal penjualan, teknologi digital juga membantu UMKM dengan memperluas akses ke permodalan karena data dari platform digital dapat digunakan sebagai insights saat merancang program peminjaman yang sesuai dengan sektor tersebut,” tambah Haikal.