Hariyadi Sukamdani, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mendorong pemerintah menyiapkan stimulus kebijakan untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Pasalnya, kondisi ekonomi nasional yang tumbuh tidak dibarengi dengan peningkatan konsumsi di dalam negeri.
Hariyadi memaparkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,05% yoy pada kuartal II 2024. Namun, kontributor terbesar dari pertumbuhan itu bukan berasal dari konsumsi masyarakat.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang cukup baik, yakni di angka 5,05%, akan tetapi daya beli menurun. Jadi memang tidak selalu korelasinya sejalan,” kata Hariyadi dalam acara Indonesia Management Summit 2024 di Jakarta pada Senin (26/8/2024).
BACA JUGA IMS 2024: Menguatkan Daya Saing Lewat Manajemen Transformatif
Terbukti, pada Survei Penjualan Retail yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada 2024 mencatat sebesar 229,0 atau secara tahunan tumbuh 2,7% (yoy). Diketahui, faktor pendorong membaiknya pertumbuhan tersebut adalah penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
“Akan tetapi, jika di-breakdown yang tumbuh paling besar adalah makanan, minuman, dan tembakau mencapai 322,0. Sementara untuk kendaraan bermotor itu capai 100,0, yang artinya penjualannya sama dengan tahun 2010. Kemudian, yang mengagetkan lagi adalah hasil dari perlengkapan rumah tangga hanya mencatat skor 87,4. Selanjutnya untuk barang budaya dan rekreasi hanya 60,7,” ujar Haryadi dalam pemaparannya.
Untuk itulah, demi mengembalikan daya beli masyarakat seperti sedia kala, Hariyadi berharap agar pemerintah bisa menyediakan solusi berupa kebijakan makroekonomi yang tepat.
BACA JUGA Ekonom Prediksi Ekonomi Indonesia Semester 2-2024 Berada di 5,04%
“Hariyadi menilai pemerintah perlu melakukan kebijakan yang tidak lagi berfokus pada global value, seperti pertumbuhan ekonomi. Tapi, juga sudah masuk ke setiap segmen kelompok barang.” ujar Hariyadi.
Hariyadi berharap ini bisa menjadi catatan dalam pembuatan kebijakan selanjutnya untuk menghadapi kondisi perekonomian ke depannya.
Ajib Hamdani, Analis Kebijakan Ekonomi Apindo pun menyetujui hal tersebut.
“Narasi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai dengan catatan, bagaimana pemerintah bisa mendorong kebijakan makro yang bisa mengeskalasi ekonomi mikronya agar bisa bertumbuh lebih baik,” tutur Ajib.
Editor: Ranto Rajagukguk