Hal terburuk yang biasanya ditakutkan oleh perusahaan adalah ketika situasi ekonomi memburuk. Memang, itu menjadi momok bagi banyak perusahaan. Namun, bagi Datascrip sebagai distributor resmi Canon di Indonesia mengaku ketakutan terbesarnya adalah gejolak politik. Hal ini disampaikan oleh Merry Harun, Canon Division Director Datascrip.
Menurutnya, semua orang komplain atas nama demokrasi. Hal inilah yang mengakibatkan kondisi semakin kacau. Untuk itu, ia ingin pemerintahan yang tegas. Meski Indonesia adalah negara demokrasi, Merry rasa tidak semua permasalahan harus ditanggapi apalagi atas nama demokrasi yang ‘sekarepmu dewe’.
“Ini yang membuat masalah tidak ada habisnya. Jadi, kami sangat mengharapkan peran pemerintah untuk menjaga kestabilan. Bukan hanya kestabilan ekonomi, tapi juga kestabilan dalam segala hal,” kata Merry.
Lalu, Merry juga menyebut salah satu hal yang menjadi ketakutannya adalah terkait regulasi. Hal ini pun membuat investor takut masuk Indonesia karena regulasi di Indonesia. “Regulasi di Indonesia masih tumpang tindih dan tidak jelas. Ini juga harus distabilkan pemerintah,” papar Merry.
Salah satu regulasi yang tumpang tindih adalah pendaftaran Harmonized System Code produk-produknya. Lalu, contoh lainnya, ada regulasi yang mengharuskan printer menggunakan label anti counterfeit.
“Kami memiliki printer Selphie dengan teknologi sublimasi ink dengan ukuran 4R menggunakan kertas khusus foto. Produk tersebut pun masuk ke kategori produk yang dikontrol pemerintah. Ini yang membuat cost menjadi tinggi,” tutup Merry.
Editor: Sigit Kurniawan