Pemerintah Incar Peluang Relokasi Perusahaan AS

marketeers article
Miniature people : Businessmam standing on the coin and banknote (US dollar, Singapore dollar and Chinese Renminbi) with banknote background under sunlight. Money, business and finance concept

Sejumlah investasi sektor industri dari Amerika Serikat (AS) tengah menjadi bidikkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).Hal ini lantaran beberapa perusahaan asal AS akan merelokasi pabrik dari China akibat dampak perang dagang AS-China.

Guna merealisasikan penanaman modal tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Kemenperin siap memfasilitasi dengan menawarkan ketersediaan kawasan industri yang terintegrasi.

Hingga saat ini, Indonesia telah mendirikan sebanyak 114 kawasan industri dan berencana untuk mengembangkan 27 kawasan industri lainnya hingga akhir tahun 2024.

“Kami tetap fokus menarik investasi di berbagai sektor industri. Sektor manufaktur yang kami sasar meliputi industri untuk substitusi impor, industri berorientasi ekspor, industri padat karya dan industri produk berbasis teknologi tinggi,” kata Agus di Jakarta, Jumat (12/06/2020).

Menperin juga sempat melakukan pertemuan virtual dengan US-ASEAN Business Council. Pada kesempatan itu, Menperin memberikan apresiasi kepada para investor AS yang telah berkontribusi dalam penguatan struktur manufaktur di tanah air.

“Mereka membuktikan mampu menjadi katalis bagi pertumbuhan sektor-sektor industri baru di Indonesia, bahkan sampai menyediakan pelatihan, berbagi pengetahuan, dan turut mengembangkan wirausaha di dalam negeri,” papar Agus.

Ia optimistis, AS akan selalu menjadi mitra bisnis perdagangan yang penting bagi Indonesia. Hal ini ditandai dengan peningkatan investasi dan kerja sama di antara pelaku industri kedua negara. Sepanjang 2013-2017, penanaman modal AS di Indonesia diproyeksi menyentuh angka US$36 miliar.

“Adapun, perusahaan-perusahaan AS yang telah berkontribusi besar di Indonesia, antara lain perusahaan raksasa teknologi seperti IBM, HP, Microsoft, Facebook, Google dan Apple yang telah menjadi kunci digitalisasi di Indonesia,” sebut Agus.

Pemerintah saat ini telah memberikan berbagai insentif bagi sektor industri, terutama mereka yang terdampak pandemi COVID-19 agar bisa bergairah kembali. Stimulus itu, antara lain relaksasi untuk pajak impor, pajak penghasilan, restitusi pajak pertambahan nilai, serta tunjangan pajak penghasilan untuk perusahaan individu.

“Selain itu, akan ada stimulus tambahan yang sedang dibahas oleh pemerintah, di antaranya adalah penyesuaian harga energi untuk listrik dan gas, restrukturisasi kredit atau pinjaman, dan ketentuan pinjaman modal kerja,” tandas Menperin.

Ia meyakini, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama para investor yang ingin berekspansi atau membangun pabrik barunya. Apalagi, Indonesia dinilai akan mampu menjadi pusat manufaktur di kawasan ASEAN. Hal ini karena sebagian perusahaan skala besar telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mereka untuk pasar global.

Daya tarik Indonesia lainnya adalah memiliki pasar yang sangat besar dan akan menikmati masa bonus demografi hingga tahun 2030. “Posisi strategis Indonesia sebagai pemimpin ekonomi teratas ASEAN juga telah menjadi landasan tujuan investasi yang sukses,” tegas Agus.

Related

award
SPSAwArDS