Program pendidikan vokasi menjadi salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) guna memenangkan kompetisi di era industri 4.0. Empat program besar pun dirumuskan di tahun ini, mulai dari inovasi sistem pendidikan hingga penyaluran skill para siswa dengan tepat.
Program pendidikan vokasi industri yang pertama dikatakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto adalah pendidikan vokasi berbasis kompetensi menggunakan sistem ganda atau dual system.
“Sistem ganda ini diselenggarakan di seluruh unit pendidikan milik Kementerian Perindustrian (Kemenperin), yakni sembilan SMK, 10 Politeknik, dan dua Akademi Komunitas,” papar Airlangga di Sulawesi Selatan, Rabu (16/01/2019).
Kedua, pembangunan Politeknik Industri atau Akademi Komunitas di Kawasan Industri atau Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri. Tujuannya mendorong peningkatan investasi dan pemberdayaan SDM lokal. “Diantaranya yang telah dibangun adalah Politeknik Industri Logam di Kawasan Industri Morowali, Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, dan Politeknik Industri Furnitur di Kawasan Industri Kendal,” ungkap Airlangga.
Bahkan, program tersebut telah bekerja sama dengan Swiss untuk menerapkan pendidikan vokasi industri yang dual system di ketiga Politeknik tersebut melalui program Skill For Competitiveness (S4C). Pada tahun ini,Kemenperin akan membangun Politeknik Industri Petrokimia di Cilegon, Banten dan Politeknik Industri Agro di Lampung.
Program ketiga, yakni pendidikan vokasi industri yang link and match antara SMK dengan Industri. “Peluncuran program pendidikan vokasi industri ini akan ditindaklanjuti dengan program-program penguatan kapasitas dan kualitas SMK melalui penyelarasan kurikulum yang link and match dengan industri, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan dan magang di industri, fasilitasi praktik kerja siswa di Industri serta bantuan fasilitas penunjang praktikum bagi SMK,” paparnya.
Keempat, Kemenperin menyelenggarakan program pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (Pelatihan, Sertifikasi, dan Penempatan Kerja) yang ditargetkan dapat menjaring 72.000 peserta pada tahun 2019. Program ini dapat dimanfaatkan oleh para penyandang disabilitas.
“Kami akan memberikan Diklat 3 in 1 bagi para penyandang disabilitas di Solo. Sebanyak 300 orang penyandang disabilitas akan dilatih pada tahun 2019,” ujar Airlangga. Selanjutnya, Kemenperin juga menggelar program Diploma I yang lulusannya langsung terserap bekerja di industri dengan target 600 mahasiswa.