Pemerintah menargetkan Indonesia bisa menjadi pusat industri halal pada tahun 2024 mendatang. Target ini ditetapkan lantaran memiliki penduduk beragama Islam mencapai 231 juta jiwa atau setara 85% dari total populasi. Kemudian, diperkirakan industri halal punya nilai total valuasi mencapai Rp 4.375 triliun.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Doddy Rahadi mengatakan, nilai valuasi tersebut dibagi menjadi beberapa sektor industri seperti di antaranya industri makanan dan minuman, fesyen, kosmetik, farmasi, pariwisata, media, serta jasa keuangan. Dengan melimpahnya potensi industri halal, ia menyebut pemerintah harus segera mengakselerasi program tersebut agar bisa meningkatkan kualitas produk halal yang diproduksi secara massal.
“Fasilitas sertifikasi halal menjadi sangat penting bagi pelaku industri kita dalam meningkatkan daya saingnya, khususnya dalam pengembangan produk halal dalam ekosistem halal nasional,” ujar Doddy melalui keterangannya, Jumat (17/12/2021).
Menurutnya, standardisasi dan jasa industri di bidang jaminan produk halal merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam mewujudkan amanah perundang-undangan untuk memperkuat ekonomi nasional. Salah satunya melalui pemberdayaan yang berfokus pada fasilitasi pembinaan serta pengawasan industri halal.
Tak hanya itu, Kemenperin juga telah menunjuk Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) untuk melakukan verifikasi atau validasi, inspeksi produk dan proses produk halal (PPH), inspeksi rumah potong hewan atau unggas. Termasuk pula melakukan inspeksi serta audit, dan pengujian jika diperlukan terhadap kehalalan produk.
“Kemenperin juga telah memfasilitasi industri kecil dan menengah dalam pengembangan produk halal, memfasilitasi program pendampingan proses sertifikasi produk dan personel serta infrastruktur halal, bahkan juga memfasilitasi penyediaan lembaga pemeriksa halal oleh UPT. Diharapkan program-program ini mampu mewujudkan ekosistem halal dan memperkuat daya saing industri nasional,” pungkasnya.
Editor: Eko Adiwaluyo