Pemerintah akan terus fokus untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT). Pengembangan energi baru terbarukan ini merupakan bagian rencana pembangunan energi listrik 35 ribu MW hingga 2019. Ketersediaan pasokan listrik ini untuk mendukung peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Rachmat Gobel selaku Menteri Perdagangan Kabinet Kerja menyatakan Pemerintahan Joko Widodo akan fokus pada lima sektor dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Lima fokus itu untuk menciptakan kemandirian dan kesejahteraan rakyat, yaitu pertanian, perikanan dan kelautan, energi, industri, dan pariwisata. Khusus di bidang energi, pengembangan energi baru terbarukan akan ditingkatkan.
“Presiden berkomitmen untuk meningkatkan pengembangan energi baru dan terbarukan, sebagai bagian penting pencapaian pembangunan energi listrik 35 ribu MW dan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) hingga 20%,” tegas Rachmat.
Pemerintah akan mengurangi besar-besaran energi fosil minyak bumi. Minyak bumi diproyeksikan akan berkurang hingga 20%, sementara energi gas justru akan dinaikkan hingga mencapai 30%. Pemerintah juga mengoptimalkan energi batu bara hingga menjadi lebih dari 33%.
Sementara energi baru dan terbarukan dari bahan bakar nabati (biofuel) akan dinaikkan menjadi lebih dari 5%, panas bumi menjadi lebih dari 5%. Sedangkan energi baru dan energi terbarukan lainnya, khususnya biomassa, tenaga air, tenaga surya, dan tenaga angin menjadi lebih dari 5%. Lalu, batubara yang dicairkan (liquefied coal) menjadi lebih dari 2%.
“Energi terbarukan harus diperjuangkan secara lebih serius karena lambat laun energi fosil akan semakin menipis dan habis. Pengembangan energi baru ini akan menggerakkan industri dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri di pasar global,” tuturnya.
Beberapa hari lalu Presiden Joko Widodo meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Unit G.Saat ini, kapasitas listrik terpasang nasional adalah 50 ribu MW. Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memproyeksikan penambahan 35 ribu MW hingga 2019.