Memastikan merek Anda diingat banyak orang tentunya bukan persoalan mudah dan butuh waktu yang tidak sebentar. Membangun merek kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis, terlebih lagi mereka yang datang dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM).
Pemilik Men’s Republic sekaligus Co-Founder dan CEO Fortius Yasa Singgih punya kiat sendiri untuk hal tersebut. Yuk, simak kiat-kiat Yasa membangun branding agar bisnis terus cuan.
Jadilah Top of Mind
Merek bisa diingat oleh konsumen dengan berbagai cara. Misalnya lewat lagu, tagline, atau bahkan ketika hanya menyebutkan kategori produk saja. Untuk mendapatkan hal tersebut, pemilik usaha harus memiliki mindset untuk berinvestasi dalam branding.
Investasi ini bisa berubah menjadi keuntungan ketika merek mampu sustain dan memiliki nilai di mata konsumen. Tapi, investasi itu butuh perjuangan dan mungkin waktu yang tidak sebentar.
Berikan Pengalaman Menyeluruh
Bicara soal branding bukan semata-mata urusan desain grafis saja. Perubahan logo merupakan bagian kecil dari branding. Yasa menjelaskan bahwa branding memiliki makna lebih dari itu.
“Branding adalah segala sesuatu yang bersinggungan langsung dengan konsumen. Di sini, karyawan juga ikut berkontribusi,” tutur Yasa.
Ia memberikan contoh yang dilakukan di Men’s Republic. Tim customer service selalu menggunakan panggilan man untuk semua konsumen. Hal ini menjadi salah satu upaya mereka untuk melakukan branding. Bagi Yasa, branding tidak melulu soal logo atau tagline tetapi pengalaman menyeluruh yang dirasakan konsumen.
Fokus pada Tujuan Merek
Merek yang kuat tidak perlu lagi menjelaskan apa yang dijual atau proses di balik pembuatannya. Merek ini akan fokus pada tujuan mereka (why). Aspek ini tentunya bukan tentang bagaimana mencari cuan tetapi lebih kepada dampak yang diberikan merek untuk konsumen. Bahkan bagi generasi muda saat ini, tujuan merek bisa sangat menentukan keputusan pembelian.
Tetap Relevan dengan Pasar
Menurut Yasa, branding tidak harus keren dan mahal. Tapi, harus relevan dengan kebutuhan pasar. Kuncinya adalah pebisnis harus bisa memahami targetnya. Misalnya saja dengan meminta feedback konsumen secara berkala.
Sehingga, merek bisa membuat produk yang relevan atau sesuai dengan pasar. Merek harus terus bergerak dan berubah sesuai dengan kebutuhan pasar. “Banyak merek terus melakukan perubahan, misalnya dengan rebranding agar terus relevan dengan pasar. Karena, mereka paham branding is a long-term game,” pungkas Yasa.
Bangun Merek yang Menawarkan Dampak
Merek harus mampu menawarkan perubahan bagi konsumen. Yasa mengingatkan, perusahaan tidak selalu harus menjadi sangat berbeda. Perubahan bisa terjadi sederhana namun berdampak luar biasa. Misalnya, produk yang kita tawarkan bisa menghemat waktu dan uang konsumen.