Pendapatan dan Belanja Negara Positif, Picu Laju Pemulihan Ekonomi
Program pemulihan ekonomi mendapat dorongan besar dari pelaksanaan APBN 2021 yang berjalan sesuai rencana. Faktor utama dari berlanjutnya pemulihan ekonomi negara adalah indikasi positif dari kinerja pendapatan dan belanja negara sepanjang tahun 2021.
Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menyebut adanya pemasukan yang meningkat cukup tajam baik dari pajak, bea cukai, serta sektor penerimaan negara bukan pajak. Hal tersebut berpengaruh pada proses refocusing kepada pengeluaran lebih terarah menuju sektor kesehatan, bantuan sosial, dan insentif untuk UKM.
“Kami melihat pemulihan itu terjadi baik di konsumsi, dalam hal ini meningkatnya kepercayaan diri konsumen. Juga dari sisi investasi seperti terlihat konsumsi dari listrik di bidang bisnis dan industri tumbuhnya sangat tinggi juga impor bahan baku dan barang modal yang meningkat tajam di atas 40 persen,” kata Sri Mulyani seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian Keuangan, Kamis (30/12/2021).
Adanya penerimaan dibarengi dengan kegiatan belanja negara yang tetap kuat, menandakan dukungan pemerintah bagi pemulihan ekonomi. Beragam insentif bagi perekonomian masih diberikan, dengan harapan memunculkan hasil pulihnya ekonomi sembari menurunkan defisit.
Kementerian Keuangan menyebut sudah mencapai target penerimaan negara, bahkan dalam periode seminggu sebelum tutup tahun 2021. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pajak misalnya, hingga 26 Desember 2021, jumlah netto penerimaan pajak menembus angka Rp 1.231,87 triliun atau melewati target yang dicantumkan dalam APBN 2021 sebesar Rp 1.229,6 trilun.
Bahkan dalam catatan DJP, terdapat 138 Kantor Pelayanan Pajak di seluruh wilayah Indonesia mencatatkan penerimaan lebih dari 100 persen target yang ditetapkan. Selain itu terdapat tujuh Kantor Wilayah (Kanwil) yang sukses menyumbang capaian lebih dari 100 persen antara lain Kanwil DJP Jakarta Selatan, Kanwil DJP Jakarta Utara, Kanwil DJP Kalimantan Barat, dan Kanwil DJP Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara.
“Sekarang ini, dalam posisi seminggu kemarin sebelum penutupan tahun anggaran, seluruh penerimaan kita sudah melewati target APBN. Ini artinya penerimaan negara akan sangat tinggi. Pemulihan ini menimbulkan optimisme pasti, tapi semuanya tetap berhati-hati,” ujar Sri Mulyani.
Sikap hati-hati yang dimaksud oleh Menteri Keuangan mengarah kepada sejumlah faktor dari berbagai sudut. Selain potensi penyebaran varian Omicron, ada juga faktor perkembangan geopolitik multilateral maupun dinamika global yang bisa menghambat pemulihan ekonomi Indonesia.
Editor: Sigit Kurniawan