Pendapatan IKM Makanan dan Minuman Dominasi Pasar Daring

marketeers article
fast food, people, technology and diet concept close up of woman with smartphone drinking coca cola and eating french fries, ketchup and deep-fried squid rings at wooden table

Literasi bisnis digital bagi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dinilai Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kian membaik. Kemenperin mencatat, total nilai transaksi IKM di e-commerce mencapai Rp2,3 miliar dengan 31,87% berasal dari sektor makanan dan minuman (mamin).

Pelaku IKM di dalam negeri dinilai Kemenperin mulai banyak memasuki pasar daring untuk mempromosikan produk mereka. Hal ini seiring dengan era transformasi digital yang dapat memudahkan masyarakat bertransaksi jual beli secara efisien dan cepat.

“Penetrasi penggunaan internet diharapkan bisa dimanfaatkan untuk usaha-usaha produktif yang mendorong efisiensi dan perluasan akses seperti jual beli online, khususnya bagi pelaku IKM kita,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Eddy Siswanto di Jakarta, Kamis (27/06/2019).

Menurut Eddy, pihaknya menargetkan sebanyak 10 ribu pelaku IKM dari berbagai sektor dapat masuk ke pasar online melalui e-Smart IKM selama periode tahun 2017-2019. Mereka terdiri atas sektor industri makanan dan minuman, logam, furnitur, kerajinan, fesyen, herbal, kosmetik, serta industri kreatif.

“Hingga saat ini, animo peserta cukup tinggi, di mana jumlah peserta yang mengikuti workshop e-Smart IKM telah mendekati 9.000 pelaku usaha. Total nilai transaksi e-commerce dari seluruh IKM tersebut mencapai Rp 2,3 miliar. Dari jumlah ini, 31,87% (Rp 755 juta) di antaranya berasal dari sektor industri makanan dan minuman,” ungkap Eddy.

Untuk dapat bersaing di platform digital, IKM nasional dinilai Eddy perlu menjaga kualitas dan standar produk (quality control) secara berkesinambungan, serta meningkatkan kemampuan untuk memproduksi massal sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.

“Kami juga berharap, melalui e-commerce ini akan menjadi gerbang bagi pelaku IKM kita untuk melakukan transformasi digital dengan menggunakan alat promosi digital, sistem informasi digital, pembayaran digital, serta manajemen relasi dengan pelanggan secara digital pula,” tutur Eddy.

Di sisi lain, Dirjen IKMA Kemenperin Gati Wibawaningssih menegaskan, pihaknya tetap fokus untuk aktif melakukan pembinaan terhadap para pelaku usaha dan calon wirausaha sektor IKM.

Program-program tersebut antara lain, penumbuhan wirausaha IKM, penguatan sentra IKM dan Unit Pelayanan Teknis (UPT), fasilitasi pengembangan produk dan penguatan kapasitas, fasilitasi link and matchdengan industri skala besar, serta implementasi industri 4.0 pada sektor IKM.

“Dengan terjalinnya hubungan di dalam rantai nilai tersebut, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk pelaku IKM, yang kemudian akan memberikan dampak positif kepada usaha mereka,” ujar Gati.

Editor: Sigit Kurniawan

Related