Perusahaan teknologi Google memang patut menjadi acuan bagi para startup digital. Terutama dalam kegigihannya pendirinya ketika awal merintis bisnis hingga mencapai kesuksesan seperti saat ini. Andreas Senjaya, CEO iGrow tentu ingin mengikuti jejak Google yang berhasil melejit berkat kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi.
Andreas mengatakan Google sebagai perusahaan yang spesial karena tidak semua orang bisa menciptakan model seperti itu. Meski kemungkinannya sangat kecil, namun bukan berarti Indonesia tidak bisa memiliki model seperti Google ke depannya. Untuk itu, startup digital di Indonesia seperti iGrow dan lainnya harus bisa mencari ide, mengeksekusinya, dan menjalankannya dengan komitmen yang tinggi.
“Selama lima tahun saya berada di dunia startup, saya melihat banyak ide startup yang bagus, tapi eksekusinya nihil. Mereka tidak sabar melihat hasil yang sebenarnya perlu ditunggu dari waktu ke waktu,” kata peraih gelar 2nd Winner, Startup Istanbul tahun 2014 dalam roadshow NextDev 2016 di Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Selasa (9/8/2016).
Menurutnya, banyak di antara startup digital yang tidak cukup sabar. Ketika mereka tidak punya gaji dalam enam bulan untuk membesarkan startup, mereka mengecap diri mereka tidak bisa membangun perusahaan besar atau menganggap produk mereka tidak layak dibesarkan. Hal ini menjadi alasan mereka untuk berhenti dan mengambil jalan lain.
Ia menjelaskan, Google saja pada tahun-tahun pertamanya dihabiskan untuk penelitian dan membangun engine. Saat itu, sambung Andreas, mereka belum memperoleh pendapatan, exposure media, apalagi pujian. Namun, hal tersebut tidak membuat Google patah arang. Mereka tetap bersabar dan terus mengeksekusi ide bisnis mereka dengan lebih baik dari hari ke hari.
Google bukan perusahaan pertama yang menciptakan algoritma search engine. Saat Google muncul, sudah banyak search engine saat itu. Google hadir sebagai salah satu opsi search engine yang punya algoritma yang lebih efisien dibanding search engine yang lain.
“Mereka bisa beradaptasi dan terus memperbaiki diri. Tak heran, Google bisa besar seperti sekarang. Bahkan, saat ini, 80% pengguna internet di dunia menggunakan Google sebagai search engine,” tutup Andreas.
Editor: Eko Adiwaluyo