Penetrasi Asuransi Mikro Dorong Tingkat Literasi Keuangan Masyarakat
Jumlah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia mencapai 94.000 unit. Angka ini berdasarkan data laporan Bappenas tahun 2011. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah lembaga keuangan mikro terbesar di dunia. Tapi, jumlah sebenarnya diperkirakan lebih besar lagi karena banyak dari LKM yang tidak berbadan hukum.
Namun sayangnya, menurut survei tingkat literasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2013 tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru sebesar 21,8%, dengan tingkat inklusi 59,7%. Sedangkan data OJK tahun 2014 mengatakan indeks literasi masyarakat golongan C,D, dan E atau masyarakat berpenghasilan rendah/low income sebesar 18,71%.
Salah satu upaya OJK untuk meningkatkan literasi keuangan di negara ini adalah mendorong pertumbuhan asuransi mikro. OJK menargetkan pertumbuhan jumlah nasabah asuransi mikro di tahun 2015 minimal 5% dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebanyak 6,16 juta orang.
Adanya peningkatan asuransi mikro ini juga akan semakin mendorong pertumbuhan asuransi jiwa di Indonesia. Sekarang ini, penetrasi asuransi jiwa masih belum beranjak dari angka 2% di Indonesia. Artinya, baru 2% orang kita yang secara mandiri dan sukarela memiliki polis asuransi jiwa.
Astra Life bekerjasama dengan FIFGROUP telah meluncurkan dua produk asuransi mikro, yakni Sinatra Perisaiku dan Sinatra Proteksi. Dua asuransi ini nilai polisnya masing-masing Rp 50 ribu. Namun, nilai manfaat yang diterima bisa mencapai Rp 30 juta dengan hanya membayar Rp 100 ribu per tahun atau mengambil dua asuransi sekaligus.
“Dengan diluncurkannya kedua produk asuransi mikro ini yang ditunjang dengan sistem yang dibangun secara serius, kami ingin turut mendukung harapan OJK dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia,” kata Philip C. Willcock, Presiden Direktur Astra Life, minggu lalu.