YouTube mengklaim platform videonya hingga sekarang telah digunakan oleh 139 juta orang di seluruh Indonesia. Peningkatan jumlah pengguna didorong oleh penetrasi internet yang sangat masif dalam beberapa tahun terakhir.
Elvin Raharja, Managing Director Google Indonesia mengungkapkan pertumbuhan jumlah pengguna YouTube juga didorong oleh peningkatan pengguna smartphone dan smart TV. Terlebih lagi, pada waktu merebaknya pandemi COVID-19, masyarakat Indonesia lebih suka menonton konten-konten melalui YouTube.
“YouTube sendiri sudah digunakan oleh 139 juta orang di Indonesia. Ini angka yang sangat besar dan akan terus tumbuh setiap tahunnya,” ujar Elvin dalam acara Dentsu Connect 2022 di Jakarta, dikutip Jumat (30/9/2022).
Dari penuturan Elvin, pertumbuhan pengguna YouTube akan menjadi peluang yang besar bagi para pembuat konten maupun pengiklan. Apalagi, sekarang layanan YouTube mulai terintegrasi dengan layanan streaming melalui over-the-top (OTT).
Berdasarkan catatannya, sebanyak 25 juta orang pengguna mengakses YouTube melalui smart TV yang berada di rumah.
“Jadi menurut kami ini memang tren yang sangat menarik dan merupakan fenomena baru. Sehingga ada kesinambungan antara konten video YouTube melalui smart TV,” katanya.
Sementara itu, Cerli MZ Wirsal, Director Nielsen Indonesia menambahkan selama merebaknya wabah terjadi peningkatan sebesar 200% pengakses konten digital di Tanah Air. Sebagian besar masyarakat memilih untuk menikmati konten hiburan pada layanan tersebut.
Masifnya penetrasi internet yang dilakukan pemerintah menjadi salah satu pendorong meroketnya pengguna OTT. Adapun layanan yang paling banyak diakses, yakni OTT dengan terintegrasi konten di TV.
“Faktor penunjang utamanya adalah penetrasi internet sehingga dalam dua tahun ada kenaikan 200% lebih. Ini yang terjadi di Indonesia, termasuk juga secara global,” ucapnya.
Kendati demikian, Cerli menyebut TV masih menjadi primadona masyarakat Indonesia dalam mengakses konten hiburan maupun informasi. Pangsa pasar industri TV masih mendominasi, termasuk pula dari sisi periklanan.
Dia bilang para pengiklan masih lebih tertarik menggunakan TV sebagai media dibandingkan platform lainnya. Namun, tidak disebutkan berapa perkiraan belanja iklan di TV setiap tahunnya.
“TV memang masih menjadi media yang paling tinggi untuk berkomunikasi, kemudian disusul internet, dan streaming. Jadi menurut saya layanan streaming ini bukan pilihan tapi keduanya bisa digunakan secara bersamaan karena audiensnya sama,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk