Setelah mengumumkan data Consumer Barometer tahun 2014 lalu, Google kembali merilis data Consumer Barometer terkait penetrasi ponsel pintar di Indonesia. Survei yang dilakukan kepada 1.200 responden mulai Januari hingga Maret lalu menunjukkan penetrasi ponsel pintar mencapai 43% dari total populasi di Indonesia. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 28% tahun lalu.
Melalui survei ini, Google mencoba memaparkan perilaku konsumen lokal yang senantiasa berubah tiap waktu. Kebiasaan para konsumen ini tentu bisa dimanfaatkan oleh pemasar dan media planner untuk membuat konten yang tepat, ke audiens yang tepat, dan di waktu yang tepat pula.
“Kini, para konsumen menjalani kehidupannya secara online. Mereka akan langsung mencari ponsel mereka untuk melakukan banyak hal. Kami menyebutnya mikro momen. Mereka menggunakan ponsel mereka untuk belajar, mencari tahu sesuatu, hingga membeli produk,” kata Simon Kahn, CMO Google Asia Pacific di Jakarta, Selasa (4/8/2015).
Salah satu hal yang menarik dari hasil survei adalah sebanyak 67% pemilik ponsel pintar di Indonesia lebih memilih berbelanja online. Veronica Utami, Head Marketing Google Indonesia mengatakan, Indonesia adalah salah satu dari 21 negara di dunia di mana penggunaan ponsel lebih banyak dibandingkan penggunaan perangkat komputer. “30% dari pemilik ponsel pintar ini melakukan penelusuran dengan perangkatnya setidaknya satu kali dalam seminggu,” jelas Veronica.
Simon menambahkan, dengan data yang menunjukkan 67% pemilik ponsel pintar berbelanja melalui online, menunjukkan peluang bagi pemasar untuk hadir melalui online sangat terbuka lebar. Untuk itu, pemasar perlu memiliki strategi pemasaran seluler. Google pun membantu pemasar dengan menyajikan tool berupa Consumer Barometer ini sehingga pemasar bisa mengetahui informasi seputar konsumen mereka.
Para pemasar dapat menemukan informasi, mulai dari seberapa sering masyarakat beraktivitas secara online, bagaimana mereka mencari informasi, melakukan riset, dan membeli. Data juga memberikan informasi mengenai perangkat mana yang digunakan dan kebiasaan menonton video.
Di www.consumerbarometer.com, para pengguna dapat juga membuat dan mengunduh customised charts untuk mengenali sejumlah pasar baru, mengevaluasi saluran baru, serta mengukur selera konsumen untuk berbagai jenis konten.
“Yang penting bukan hanya identitas demografis yang menjadi perhatian. Jauh lebih penting untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mencari sebuah mobil baru atau sedang menelusuri YouTube untuk mempelajari tempat wisata daripada mencoba menjangkau seluruh segmen konsumen wanita di usia 30-an,” tutup Veronica.