Pemain properti sedang memasang target tahun ini. Perusahaan properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menetapkan target marketing sales atau pra penjualan sebesar Rp 7,2 triliun pada tahun ini. Target ini sebenarnya sama dengan torehan tahun 2017 lalu.
Hermawan Wijaya, Direktur BSDE mengungkapkan, sebenarnya target tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu. Alasannya, pada tahun lalu, pihaknya berhasil menjual lahan senilai Rp 840 miliar kepada Mitsubishi Corporation untuk menggarap poyek residensial premium seluas 19 hektare di Serpong. Menurut dia, kejadian itu langka alias tidak bisa terjadi setiap tahun.
“Jadi, jika mengesampingkan faktor penjualan besar itu, nilai penjualan tahun ini meningkat,” ujar dia di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Selasa, (13/2/2018).
Hermawan menjabarkan, untuk mencapai target tahun ini, pihaknya membagi pendapatan berdasarkan dua area bisnis. Pertama, produk komersial ditargetkan berkontribusi Rp 3,55 triliun. Kedua, produk residensial menyumbang Rp 3,65 triliun. Ini artinya, komposisi antara residensial dan komersial hampir berbanding 50:50.
Target ini, kata dia, berkaca pada pencapaian tahun lalu, yang mana residensial hanya memperoleh penjualan Rp 2,2 triliun dari target Rp 3,5 triliun. Dari total target tersebut, 65%-70%-nya didapat dari proyek-proyek yang berada di BSD City. Sisanya baru terbagi ke beberapa proyek, seperti di Jakarta, Surabaya, Grand Wisata Cibubur, dan Balikpapan.
Guna mendulang target tersebut, sejumlah proyek pun akan diluncurkan Saat ini, ada sekitar 6.000 hektare lahan kosong di BSD yang masih bisa diolah untuk keperluan komersial maupun residensial.
Sampai saat ini, Hermawan mengaku sudah ada investor yang berkomitmen membeli lahan senilai Rp 1,8 triliun di BSD. Alhasil, bank lahan yang dimiliki perusahaan akan menciut menjadi 2.900 hektare.
Perusahaan juga tengah berekspansi ke luar Serpong, dengan meluncurkan apartemen Southgate TB Simatupang di Jakarta Selatan, serta satu kawasan residensial di Surabaya bernama Klaska Residence. Adapun capex atau belanja modal perusahaan tahun ini mencapai Rp 4 triliun, yang digunakan untuk akuisisi lahan baru dan investasi pembangunan.