Industri kemaritiman dan kerajinan memiliki potensi ekonomi yang tinggi untuk dikembangkan di wilayah timur Indonesia, baik dalam upaya memenuhi pasar lokal maupun ekspor. Bila berkembang, dua sektor tersebut dapat bertumbuh dan berdaya saing. Untuk mencapai itu, perlu pengembangan inovasi ekonomi kreatif yang berbasis sumber daya alam dan penguatan kompetensi sumber daya manusia.
“Industri kemaritiman dan kerajinan telah mampu meningkatkan geliat turis mancanegara untuk datang ke wilayah Timur Indonesia, selain karena potensi wisatanya. Produk-produk unggulan dari industri tersebut juga berpotensi untuk menguasai pasar ekspor,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Selasa (20/10/2015).
Beberapa produk unggulan dari kawasan Indonesia bagian timur yang berpotensi ekspor, antara lain kain tenun, aksesori, sutra, mutiara, kerajinan kerang, kayu ukir, dan beraneka ragam produk olahan ikan dan hasil laut lainnya. “Pengembangan produk unggulan inilah yang telah menjadi tulang punggung pengembangan IKM di kawasan Timur Indonesia,” papar Menperin.
Pada tahun 2013, PDB Industri Kecil Menengah (IKM) mampu memberikan kontribusi sebesar 34% terhadap PDB industri dengan rasio IKM 60% di pulau Jawa dan 40% di luar pulau Jawa. Bahkan, saat ini Kawasan Timur Indonesia memberikan kontribusi sebesar 18,6% dengan percepatan pembangunan infrastruktur ekonomi daerah pada tahun 2019 sekitar rata-rata 7,5%. Sementara itu, angka kemiskinan menurun menjadi 12,5% dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 71,5% – 80%.
Guna mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah timur, maka diperlukan pengembangan berbagai daerah, terutama Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Tentunya, dengan tetap menjaga pertumbuhan di wilayah Jawa-Bali, Sumatera, dan Kalimantan.
“Hal ini dilakukan dengan pengembangan klaster-klaster industri, dengan mengandalkan industri berbasis potensi sumber daya alam setempat. Apalagi dengan didukung dengan semakin mantapnya struktur industri domestik dengan infrastruktur, khususnya infrastruktur jalan dan perhubungan, baik laut maupun udara serta pasokan energi,” papar Menperin.
Kementerian Perindustrian mempunyai rancangan program yang telah dilaksanakan untuk pengembangan produk IKM yang potensial di Indonesia khususnya wilayah Timur Indonesia, yakni melalui program pengembangan IKM dengan pendekatan OVOP (One Village One Product) dan Klaster Industri, melalui penguatan kelembagaan, restrukturisasi mesin peralatan, penguatan keterkaitan dengan para stakeholder, serta promosi di dalam maupun di luar negeri.
Editor: Eko Adiwaluyo