Kredivo dan KrediFazz, sebagai platform kredit digital milik FinAccel Pte Ltd mencatatkan tren peningkatan jumlah pengguna baru yang didominasi oleh generasi muda. Pada tahun 2022, Kredivo telah mencatatkan kenaikan jumlah pengguna baru sebesar 65% secara year on year (yoy).
Sementara itu, KrediFazz sebagai fintech P2P lending juga mencatatkan peningkatan jumlah pengguna baru dengan persentase peningkatan mencapai 30% pada tahun 2022 secara year on year (yoy). Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo menyatakan makin meningkatnya minat terhadap layanan keuangan digital perlu diimbangi dengan edukasi, terutama mengenai manfaat dan risiko penggunaan fintech agar tercipta ekosistem yang sehat di industri ini.
Kredivo ingin melanjutkan komitmen perusahaan untuk terus memberikan edukasi mengenai fintech agar pengguna maupun calon pengguna dapat memaksimalkan fasilitas paylater secara optimal serta bijak. Oleh karena itu, Kredivo dan Kredifazz bekerja sama melakukan edukasi kepada mahasiswa di Jakarta, mengenai pentingnya memahami manfaat dan risiko penggunaan fintech.
Kegiatan edukasi ini juga dihadiri oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
“Melalui acara ini, kami harap dapat membekali mahasiswa dengan pengetahuan komprehensif mengenai fintech, sehingga mereka dapat mengedukasi masyarakat sekitarnya, mengingat peran mahasiswa sebagai agen perubahan,” kata Indina dalam keterangannya, Senin (5/6/2023).
Kuseryansyah, Direktur Eksekutif AFPI yang juga hadir dalam acara tersebut mengungkapkan, saat ini edukasi kepada generasi muda mengenai penggunaan fintech menjadi makin penting. Pasalnya, 60% pengguna fintech berasal dari kalangan generasi muda.
Kegiatan yang dilakukan oleh Kredivo dan KrediFazz ini dapat membuat mahasiswa lebih memahami manfaat dan risiko penggunaan fintech sekaligus mengembangkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan keuangan yang cerdas.
“Harapan kami, acara literasi ini dapat memotivasi mahasiswa untuk turut serta menjadi edukator mengenai fintech ke masyarakat yang lebih luas,” tuturnya.
Anita Wijanto, Direktur Utama KrediFazz juga mengimbau mahasiswa untuk dapat menerapkan prinsip responsible borrowing dan smart spending. Penggunaan fintech tentunya dapat membantu setiap penggunanya untuk membangun skor kredit.
Namun, penggunaanya perlu menerapkan prinsip responsible borrowing dan smart spending agar dapat mencegah pengguna terjerumus ke dalam tindakan konsumtif-impulsif yang berisiko gagal bayar. Jika sudah mengalami gagal bayar di lembaga keuangan manapun termasuk fintech, tentunya akan memengaruhi kelayakannya untuk mengambil kembali produk keuangan di masa depan.
Meskipun angka literasi dan inklusi keuangan di Indonesia terus mengalami kenaikan, namun masih terdapat gap antara literasi keuangan dengan inklusi keuangan yang cukup tinggi yaitu mencapai 35,42%. Tingginya gap tersebut telah membuat peran edukasi mengenai keuangan menjadi makin krusial di masyarakat.
Editor: Ranto Rajagukguk