Menilik Penggunaan Artificial Intelligence Dalam Platform Influencer Marketing

marketeers article
Asian young female blogger recording vlog video with makeup cosmetic at home online influencer on social media concept.live streaming viral

Saat ini, munculnya influencer banyak membantu brand dalam menyampaikan pesannya kepada calon konsumen. Influencer marketing telah menunjukkan perkembangan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Data menunjukkan bahwa pasar influencer marketing naik dari 14,4% menjadi 36,6% pada tahun 2018 dan diproyeksikan akan terus menunjukkan tren positif hingga tahun 2022.

Kelebihan yang ditawarkan influencer marketing yakni pesan yang disampaikan akan jauh lebih diingat karena disampaikan secara tersirat dan bersifat soft-selling. Audiens pun cenderung lebih percaya terhadap konten yang dibuat para influencer, terutama KOL (Key Opinion Leader). Promosi yang dilakukan via influencer di media sosial jauh lebih efektif seiring penurunan jumlah penonton televisi dan tidak perlu mengkhawatirkan adanya ad-blockers yang berseliweran.

Kendati demikian, influencer marketing di Indonesia masih harus berbenah untuk menjawab beberapa tantangan seperti bagaimana mempertemukan brand dengan influencer yang tepat untuk campaign mereka dan bagaimana strategi untuk menghitung ROI (Return of Investment) dari campaign yang tengah dijalankan.

Untuk mencocokkan brand dengan influencer jauh lebih kompleks dari sekedar jumlah followers maupun topic of interest. Elemen seperti engagement rate, persona yang relevan terhadap brand, dan profil dari audiens pun harus diperhatikan. Penting untuk memastikan semua elemen tadi terverifikasi untuk memastikan dampak positif untuk campaign yang tengah dijalankan oleh brand. Proses pencocokkan dan pemeriksaan tersebut tentunya sangat rumit dan memerlukan banyak waktu juga tenaga.

Kehadiran Artificial Intelligence (AI) memberikan kemudahan baru dalam memilih Influencer Marketing. AI menawarkan beragam kemudahan bagi influencer marketing melalui teknologi Artificial Neural Networks (ANN) dan Natural Language Processing (NLP).

Brand dapat memiliki indikator yang presisi untuk menentukan insentif bagi influencer karena ANN dapat membaca engagement rate influencer secara akurat. Keberadaan fake engagements dan spam bots pun dapat dengan mudah dieliminasi oleh ANN.

ANN juga dapat melakukan pengenalan objek dalam gambar yang dapat memudahkan brand untuk mendeteksi keberadaan asosiasi brand dalam konten-konten yang diproduksi oleh para influencer. Selain itu, fitur pengenalan gambar untuk menandai konten mana saja yang menyalahi atau tidak sesuai dengan kaidah atau pedoman brand maupun platform media sosial.

Verifikasi konten juga dibantu oleh teknologi NLP yang dapat memproses data berupa Bahasa dalam suatu konten. NLP dapat membantu mendeteksi apakah penggunaan bahasa oleh influencer mengikuti kaidah atau tidak. Kehadiran NLP juga membantu brand dalam memilih influencer manakah yang memiliki konten dan performa yang sesuai dengan citra brand.

Keterlibatan AI pun kini dibutuhkan untuk Indonesia, melihat tren positif influencer marketing di Indonesia selama beberapa tahun ke belakang. Pertumbuhan influencer marketing yang cepat perlu diimbangi pula dengan teknologi AI yang mumpuni. Platform influencer marketing di Indonesia sebenarnya sudah cukup banyak sekalipun belum melibatkan AI.

Hiip merupakan influencer platform terdepan di Asia Tenggara yang telah menggunakan teknologi AI dalam mengkurasi influencer. Setelah sukses di Vietnam dan Thailand, kini Hiip melebarkan sayapnya ke Indonesia dengan turut membawa teknologi AI sebagai solusi yang ditawarkan.

Sebagai pionir penggunaan AI di industri influencer marketing Indonesia, Hiip juga menyediakan end-to-end software yang merangkum semua langkah influencer marketing sekaligus di satu platform saja. Gebrakan otomatisasi yang ditawarkan oleh Hiip diharapkan dapat merangsang pertumbuhan influencer marketing di Indonesia ke arah yang lebih positif. (ADV)

Related