Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 13 Juni sebagai Hari Albinisme Sedunia. Ini bertujuan memerangi diskriminasi terhadap pengidap kelainan genetik yang membuat tubuh tidak mampu memproduksi melanin tersebut.
Pengidap albinisme, khususnya di usia anak, memang rentan mengalami perundungan karena dianggap ‘berbeda’. Hal ini memengaruhi kondisi mental, sehingga tak menutup kemungkinan mereka bisa mengalami stres hingga depresi.
Untuk itu, ketika membesarkan anak dengan albinisme, orang tua mestinya menanamkan rasa percaya diri sedari kecil. Melansir Halodoc, berikut adalah cara meningkatkan kepercayaan diri anak dengan kelainan tersebut:
BACA JUGA: Cara Bersikap Bodo Amat seperti Suga BTS, Hidup Jadi Lebih Produktif!
Ajarkan untuk Menerima Diri Sendiri
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, anak dengan albinisme sering kali mendapat diskriminasi dari orang-orang di sekitarnya. Karena itulah, ajarkan mereka untuk menerima diri sendiri apa adanya secara keseluruhan.
Bicaralah dengan bahasa yang mudah dimengerti bahwasanya mereka sama seperti anak-anak pada umumnya. Orang tua juga bisa meminta bantuan ahli, seperti dokter anak atau psikolog untuk menyampaikan hal itu pada buah hatinya.
Hindari Kata “Albino”
Untuk meningkatkan rasa percaya diri anak, orang tua juga perlu mengajari mereka agar menghindari penggunaan kata “albino”. Sebab, kata tersebut sering kali digunakan untuk menyinggung perasaan pengidapnya.
BACA JUGA: Bikin Hidup Lebih Positif dengan Pola Pikir ‘Lucky Vicky’ ala Wonyoung IVE
Bahkan, sudah banyak ahli yang menilai penggunaan kata “albino” tidak manusiawi. Karena itu, biasakanlah penggunaan kata “anak dengan albinisme” karena lebih manusiawi dan mampu diterima oleh anak yang mengidap kondisi tersebut.
Edukasi tentang Albinisme
Cara meningkatkan rasa percaya diri juga bisa dengan memberikan mereka beragam informasi mengenai albinisme. Misalnya, mengedukasi Si Kecil mengenai gejala albinisme atau perawatan diri khusus.
Itulah beberapa cara untuk mencegah anak dengan kelainan genetik mengalami gangguan mental. Semoga bermanfaat!
Editor: Ranto Rajagukguk
