Rosacea belakangan ini menjadi sorotan setelah seorang figur publik mengaku mengidap penyakit kulit tersebut. Ia mengeklaim wajahnya akan dipenuhi bintik-bintik menyerupai jerawat, bahkan bernanah ketika gangguan itu kambuh.
Rosacea memang menyebabkan kemerahan pada area pipi, hidung, dagu, dan dahi. Selain itu, kondisi tersebut juga bisa menyebabkan pembuluh darah kecil terlihat, penebalan kulit, dan jaringan yang menonjol, terutama di sekitar hidung, serta munculnya bintik-bintik.
Ada empat jenis rosacea, yang mana jenis yang pertama ditandai dengan kemerahan, wajah yang memerah, dan pembuluh darah kecil yang terlihat. Jenis kedua, sering dikenal sebagai rosacea akne, biasanya ditandai dengan bintik-bintik dan jerawat.
Selanjutnya, ada Rosacea Phymatous yang ditandai dengan penebalan kulit di hidung. Terakhir, ada Rosacea Ocular yang biasanya hanya mempengaruhi area sekitar mata.
BACA JUGA: Remaja Bunuh Diri usai Curhat dengan AI, Ini Tips Bijak Menggunakannya
Lantas, Apakah Rosacea Bisa Sembuh Total?
Sayangnya, sampai saat ini belum ditemukan obat yang benar-benar menyembuhkan penyakit tersebut. Meski demikian, tetap masih ada harapan seiring dengan kemajuan dalam penelitian dan pengembangan metode pengobatan.
Healthline menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, berbagai upaya sudah dilakukan untuk meredakan gejala rosacea. Misalnya saja, pada 2017, Food and Drug Administration (FDA) menyetujui penggunaan krim oxymetazoline hydrochloride.
Krim tersebut dirancang untuk mengurangi kemerahan pada wajah akibat rosacea. Meski efektif dalam mengurangi kemerahan, efeknya hanya bersifat sementara dan dapat memicu kemerahan berulang jika penggunaan dihentikan.
Selain itu, ada beberapa obat lain yang sudah disetujui oleh FDA, seperti ivermectin, asam azelaic, brimonidine, metronidazole, dan kombinasi sulfacetamide/sulfur. Meski demikian, belum ada solusi permanen yang benar-benar dapat menghilangkan rosacea secara total.
BACA JUGA: Mengenal 6 Manfaat Niacinamide pada Skincare untuk Perawatan Kulit
Pengobatan Eksperimental yang Sedang Diteliti
Penelitian tentang rosacea terus berkembang, termasuk pengobatan eksperimental yang tengah diuji. Salah satu contohnya ialah secukinumab, obat yang awalnya digunakan untuk mengobati psoriasis.
Obat itu kini sedang diuji klinis untuk mengetahui efektivitasnya dalam menangani rosacea. Obat lain, seperti timolol, yang merupakan beta-blocker untuk glaukoma, juga sedang dipelajari untuk pengobatan rosacea.
Selain obat-obatan, teknologi terapi cahaya dan laser juga sedang dikembangkan. Para peneliti di Prancis dan Finlandia sedang menguji jenis laser baru. Begitu pun di Amerika Serikat, yang mana tengah menguji kombinasi bahan kimia sensitif cahaya dengan terapi cahaya.
Editor: Ranto Rajagukguk