Pengusaha Bus Siap Investasi untuk Ciptakan Customer Satisfation, Tapi…

marketeers article

Animo masyarakat untuk menggunakan bus sebagai moda transportasi semakin menurun. Hal ini karena banyak faktor, baik itu internal dan eksternal. Namun begitu, potensi di pasar bus ini masih ada. Meskipun saat ini menurun, bukan tidak mungkin akan naik lagi di masa mendatang.

Tentunya, dengan catatan, harus ada perombakan besar-besaran yang mencakup semua aspek yang ada dalam penyediaan transportasi bus ini. Karena pada dasarnya, para pelaku transportasi bus pun siap dan telah melakukan banyak perubahan. Hanya saja, karena tantangan eksternal yang begitu kuat membuat masyarakat mulai meninggalkan transportasi ini.

Tantangan eksternal itu, antara lain regulasi yang kurang mendukung. Lalu,  membaiknya moda transportasi lain, di antaranya persaingan antarmoda transportasi itu sendiri. Sekarang ini, bus antarkota antar provinsi harus bersaing dengan kereta api dan pesawat yang harganya sudah terjangkau dengan pelayanan yang terus diperbaiki.

“Faktor lainnya bisa kondisi jalan, baik itu rusak atau macet. Belum lagi, faktor X yang sering terjadi, yakni pelemparan bus. Soal regulasi, salah satu contohnya adalah penempatan terminal tipe A yang di pinggir kota, sehingga membuat masyarakat malas naik bus,” kata Kurnia Lesani Adnan, Ketua  Umum  Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), membuat acara MarkPlus Center for Transportation, dengan tema Membuat Bus Indonesia WOW: Pelopor PO Bus Berkeselamatan Nasional, hari ini (09/02/2016).

Kurnia menegaskan bahwa para pemilik PO bus, terutama segmen eksekutif, bersedia melakukan investasi untuk memperbaiki pelayanan. Sebab Kurnia memastikan bahwa untuk urusan administrasi dan keselematan anggotanya menjadikan kedua hal itu sebagai kewajiban. Jadi, fokus para anggota IPOMI ini sekarang adalah peningkatan kualitas layanan dan menciptakan differensiasi.

Perlu diketahui, para pemilik PO bus juga telah melakukan differensiasi untuk menarik minat masyarakat. Ia mencontohkan yang dilakukan oleh PO Rosalia Indah. Perusahaan angkutan bus ini telah membuat bus yang diawaki oleh perempuan, semacam pramugari di pesawat. Lalu, PO Gunung Harta yang merupakan bus double dack pertama di Indonesia yang memberi pembatas antarkursi untuk memisahkan penumpang pria-wanita yang bukan muhrim. Ada juga PO Efisiensi yang membangun shelter pemberhentian sendiri di rute yang dilewatinya.

“Pada intinya, kami siap untuk berinvestasi untuk menciptakan layanan yang WOW. Memberikan customer satisfaction, tapi harus ada komitmen bersama dengan semua pihak yang terlibat di angkutan bus ini,” tegasnya.

Untuk mencapai itu, IPOMI melihat sopir sebagai salah satu kunci penting. Untuk itu, mereka menggelar secara periodik pelatihan character building para sopir. “Jadi, sekarang ini kami tidak mengenal lagi supir bus, tapi pengemudi bus yang memperhatikan keselamatan penumpang dan pengguna jalan lainnya,” pungkasnya.

    Related

    award
    SPSAwArDS