Pengusaha Ungkap Teknologi AI Bakal Gantikan 23 Juta Pekerjaan

marketeers article
Artificial Intelligence technology concept with text AI made of electronic circuit board with microchip above planet Earth with connected network, data exchange and computing, elements from NASA

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan hingga tahun 2030 dunia usaha di Tanah Air masih kekurangan talenta digital 400.000- 500.000. Kekurangan talenta digital perlu dikejar untuk menangkap peluang ekonomi digital.

Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin menuturkan pada tahun 2023 sekitar 22% usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) telah terdigitalisasi. Dengan demikian, masih terbuka peluang yang besar bagi talenta digital untuk berkarier.

Selain itu, keamanan siber juga masih menjadi tantangan, yang mana selama periode 2020-2021 tercatat peningkatan cyber threat sebesar lebih dari 231%. Di bidang sumber daya manusia, Indonesia juga masih kekurangan 400.000-500.000 talenta digital per tahunnya. 

“Padahal pada tahun 2030, diperkirakan kebutuhan talenta digital Indonesia mencapai 9 juta orang,” kata Arsjad melalui keterangannya, Selasa (20/6/2023).

BACA JUGA: Artificial Intelligence: Definisi, Contoh dan Cara Kerjannya

Menurutnya, adanya perkembangan teknologi digital informasi yang luar biasa pesat hingga munculnya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bukanlah sebuah tantangan, melainkan sebuah peluang bagi dunia industri untuk meningkatkan efisiensinya. Hal ini sangat mungkin untuk diwujudkan, asalkan ekosistem dan sumber daya manusianya mendukung.

Untuk itu, Arsjad berharap Kadin dapat menghasilkan program kerja yang dapat meningkatkan ekosistem digital dan teknologi 4.0 bagi industri nasional. Termasuk mendorong pelaku usaha untuk berinovasi di bidang teknologi informasi dan digital, sekaligus menyiapkan talenta digital berkualitas pada masa depan.

BACA JUGA: Menimbang Dampak Kecerdasan Buatan di Dunia Kerja

“Teknologi AI sangat penting dibahas karena menyangkut prediksi di tahun 2030 nanti akan ada 23 juta pekerjaan yang berpotensi untuk digantikan oleh teknologi AI,” ujarnya.

Kendati demikian, Arsjad yakin kecerdasan buatan akan membuka dampak positif yang lebih banyak. Peluang baru juga akan bermunculan sehingga memberikan kesejahteraan bagi lebih banyak orang.

“Selain itu, soal lapangan pekerjaan di era AI, itu justru akan hadir peluang baru yang lebih besar kira-kira mencapai 45 juta pekerjaan baru, dan ada 10 juta pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya sehingga memang kita perlu kerja keras, berkolaborasi menciptakan talenta digital yang unggul,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related