Penjelasan Ending The Cursed Land, Film Horor Thailand Bernuansa Islam
The Cursed Land berhasil mempertahankan posisinya di Top 10 Film Netflix di empat negara, termasuk Indonesia, selama dua minggu berturut-turut. Latarnya yang berangkat dari komunitas Muslim menjadi salah satu daya tarik film horor asal Thailand ini.
Karya garapan Panu Aree dan Kong Rithdee ini menghadirkan kisah penuh ketegangan yang sarat konflik politik, etnis, dan spiritual. Ceritanya sendiri mengikuti Mit, seorang pekerja pabrik yang pindah ke rumah tua di pinggiran Bangkok bersama putrinya, May, usai kematian istrinya.
Rumah tersebut berada di lingkungan mayoritas Muslim. Penduduk lokal memperingatkan Mit agar tidak mengabaikan tradisi dan kepercayaan yang ada, namun ia malah membuang jimat-jimat pelindung di rumah itu.
BACA JUGA: Perbedaan Light Shop Versi Drama dan Webtoon, Mana yang Lebih Seru?
Tanpa disadarinya, keputusan tersebut melepaskan jin yang terikat pada kutukan berusia 200 tahun. Seiring berjalannya waktu, Mit mulai kehilangan kendali atas dirinya sendiri, tenggelam dalam delusi, dan menunjukkan tanda-tanda kerasukan.
Sementara itu, May harus mencari cara untuk mengakhiri kutukan tersebut dengan menjelajahi sejarah kelam rumah itu dan mempelajari ritual-ritual keagamaan yang berakar pada tradisi Islam.
Misteri di Balik Kutukan Jin
Pada akhir film, terungkap bahwa kutukan yang melanda rumah tersebut berasal dari peristiwa masa lalu yang melibatkan konflik antara komunitas Muslim dan penduduk lokal lain di kawasan tersebut.
Jin yang menghantui rumah itu merupakan manifestasi dari dendam dan ketidakadilan yang terjadi selama dua abad terakhir. Mit dan May pun menjadi katalis yang membangkitkan kembali kekuatan gaib ini ketika mereka melanggar aturan-aturan spiritual yang telah dijaga selama bertahun-tahun.
BACA JUGA: Sederet Misteri yang Akan Terungkap dalam Sekuel Miracle in Cell No. 7
Puncak cerita menampilkan ritual pengusiran jin yang melibatkan doa-doa Islam dan bantuan dari penduduk setempat. May, yang awalnya tidak memahami tradisi ini, akhirnya menerima bantuan komunitas untuk melawan jin tersebut.
Ritual tersebut tidak hanya mengusir jin, tetapi juga menyimbolkan penyatuan kembali hubungan spiritual dan sosial antara keluarga Mit dan komunitas sekitarnya. Meski ritual itu berhasil, film ini menyiratkan bahwa luka-luka sejarah dan konflik sosial tidak bisa sepenuhnya dihapus.
The Cursed Land memang menghadirkan cerita yang cukup sederhana tanpa banyak plot twist. Meski begitu, film ini berhasil mengajak penonton untuk merenungkan hubungan antara individu dan komunitas, serta bagaimana kesalahan masa lalu bisa berdampak pada generasi mendatang.
Editor: Ranto Rajagukguk