Apartemen sempat menjadi unit properti yang laris diburu konsumen. Lagi-lagi akibat lesunya ekonomi tahun lalu, membuat banyak investor menunda untuk membeli hunian bertingkat itu. Kondisi ini nyatanya masih terasa hingga kuartal pertama tahun 2016.
Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan, penjualan apartemen awal tahun ini belum bergairah lantaran banyak investor menahan untuk membeli apartemen. Sehingga, pertumbuhan penjualannya mengalami perlambatan.
“Pertumbuhannya tidak flat, tapi melambat. Namun, intinya tetap ada pertumbuhan, meskipun kecil,” kata Ferry ketika memaparkan properti outlook Q1 2016 di Jakarta, Rabu, (6/4/2016).
Ferry melanjutkan, pasokan apartemen tahun ini mirip-miirp dengan kondisi pasokan ruang perkantoran di Jakarta di mana banyak pengembang menunda penyelesaian proyeknya. Sepanjang periode Januari-Maret 2016 saja, hanya ada tiga proyek apartemen yang dirilis di Ibukota, antara lain The Residence at The St Regis Jakarta di Rasuna Said (diproyeksikan rampung tahun 2019), dan Arandra Residence di Cempaka Putih Raya serta Victoria Tower Fatmawati City Center (keduanya diprediksi selesai tahun 2020).
Tak heran, Colliers International mesti merevisi proyeksi pasokan apartemen di Jskarta untuk tahun 2016-2019 menjadi 75.083 unit, turun 3,2% dari proyeksi tahun lalu yang mencapai 77.549 unit. “Revisi ini disebabkan karena progres konstruksi yang melambat, tertundanya jadwal groundbreaking (pemancangan tiang utama_red), serta pula disebabkan oleh isu perizinan pembangunan,” terangnya.
Colliers menyebut bahwa dari total pasokan apartemen yang ada sampai saat ini, 52%-nya dimiliki oleh PT Agung Podomoro Land. disusul Agung Sedayu Group (22%), PT Perdana Gapura Prima Tbk (12%), Bakrieland Development (7%), PT Intiland Development Tbk (5%), PT Lippo Karawaci Tbk (5%), PT Ciputra Development (4%), dan PT Pakuwon Jati Tbk (3%).
Sedangkan, untuk pasokan apartemen ke depannya (pipeline), Agung Sedayu diprediksi akan menguasai 37% pasokan apartemen baru di Jakarta, disusul Agung Podomoro Land Tbk (16%), PT Ciputra Development Tbk (16%), PT Lippo Karawaci Tbk (11%), dan PT Intiland Development Tbk, PT Perdana Gapura Prima, serta PT Pakuwon Jati Tbk yang masing-masing 5%.
Editor: Eko Adiwaluyo