Penjualan Kondominium Melemah, Ini yang Harus Dilakukan Pemasar Properti
JLL Indonesia, perusahaan jasa di bidang real estate komersial dan manajemen investasi global meluncurkan temuan-temuan penting bisnis properti pada kuartal III tahun 2024 dalam Jakarta Property Market Review. Laporan ini memotret perilaku konsumen yang lebih memilih beli kondominium atau hunian vertikal yang dekat akses transportasi umum.
Vivin Harsanto, Head of Advisory di JLL Indonesia menjelaskan, secara umum penjualan kondominium pada kuartal III melemah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Sebagian besar penjualan baru berasal dari proyek-proyek yang baru saja diluncurkan.
BACA JUGA: Jelang Tahun Politik, Penjualan Apartemen Diperkirakan Melambat
Pembeli, terutama investor dan mereka yang tidak membeli untuk penggunaan pribadi tetap berhati-hati. Para pembeli ini ingin memastikan waktu yang tepat dan yang tepat dan kondisi yang lebih menguntungkan sebelum memutuskan untuk membeli.
“Para pembeli lebih tertarik dengan pembangunan yang memiliki akses transportasi yang baik, terutama di wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) dari pemerintah semakin mendukung penjualan kondominium yang siap huni, sehingga pembeli dapat memanfaatkan persyaratan pembelian yang menguntungkan,” kata Vivin dalam konferensi pers, dikutip Rabu (30/10/2024).
BACA JUGA: Belajar dari Kasus Meikarta, Konsumen Pilih Apartemen Siap Huni
Menurutnya, selama kuartal III tahun 2024 ada dua proyek baru yang diluncurkan. Salah satu dari proyek baru tersebut bernama Two Sudirman, yang terletak di Central Business District atau CBD.
Proyek baru lainnya adalah menara baru LRT City Tebet. Adapun harga kondominium di seluruh pasar secara umum tetap datar.
Alih-alih menurunkan harga secara langsung, pengembang fokus untuk menarik pembeli melalui berbagai strategi. Hni termasuk menawarkan program pembayaran yang menarik, diskon besar, dan insentif lainnya.
Kendati demikian, Vivin menyebut, aktivitas penjualan kondominium mungkin akan membaik pada tahun 2025.
“Peningkatan moderat untuk permintaan diperkirakan akan meningkat dalam dua atau tiga tahun ke depan,” ujarnya.
Di sisi lain, secara statistik lanskap kondominium, yakni peluncuran baru sebanyak 559 unit dengan tingkat penjualan berkisar 58%. Untuk harga primer secara kuartalan fluktuasinya mencapai 0,4%.
Selain itu, hingga kuartal III tahun 2024, jumlah unit yang diselesaikan sebanyak 182.000 unit. Adapun unit yang belum selesai dan telah ditawarkan di pasar sebanyak 26.500 unit.
Editor: Ranto Rajagukguk