Sepanjang tahun 2015 ini, industri otomotif benar-benar dihantam badai. Hampir semua agen pemegang merek (APM) mengalami penurunan penjualan. Faktor penyebabnya tak lain dari melemahnya perekonomian global dan regional yang sudah merembet ke negara ini. Sehingga, daya beli masyarakat pun menurun atau cenderung menunda pembelian mobil.
Pada dasarnya, pemerintah telah melakukan upaya menghadapi pelemahan ini. Di antaranya, melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menurunkan batas minimal down payment. Namun, hal itu belum berdampak pada industri ini. Di sisi lain, kucuran APBN-P 2015 juga belum terserap secara maksimal.
Sampai-sampai Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kembali merivis target penjualan mobil nasional di tahun ini. Ini adalah kedua kalinya terjadi revisi target. Pada awal tahun, pemain di industri ini masih optimistis bahwa penjualan tahun ini kurang lebih sama dengan tahun lalu. Namun, di kuartal kedua Gaikindo merivisi penjualan menjadi antara 1−1,1 juta unit. Dan, di semester II ini, target penjualan mobil nasional menjadi di angka 950 ribu hingga 1 juta unit.
Menurut Jonfis Fandy, Marketing & Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor, revisi target ini merupakan hal yang wajar. Apalagi, Gaikindo terus memantau kondisi perekonomian, baik di di tingkat global dan nasional. Tapi, Jonfis masih optimistis bahwa tahun ini penjualan mobil nasional masih menyentuh 1 juta unit. “Dilihat per segmen, bisa dikatakan hampir semua mengalami penurunan,” katanya.
Memang, hampir semua segmen kendaraan roda empat mengalami penurunan penjualan. Termasuk, backbone industri otomotif nasional, yakni segmen low multipurpose vehicle (LMPV). Pada Desember 2014, segmen LMPV masih menguasai pangsa pasar sekitar 31% dari total penjualan mobil nasional.
“Di awal tahun ini, LMPV menyumbang penjualan mobil nasional dengan pangsa pasar sekitar 31%. Namun, di pertengahan tahun 2015, penguasaan segmen ini turun hingga di angka 25%,” kata Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor.
Namun, Amelia optimistis bahwa dengan kehadiran model-model baru LMPV, segmen ini masih bisa memberikan kontribusi pada penjualan mobil nasional. Toyota dan Daihatsu baru saja mengeluarkan model baru di segmen LMPV, yakni Toyota Grand New Avanza dan Daihatsu Great New Xenia. Prediksinya, hingga akhir tahun ini LMPV tetap bisa menyumbang hingga 31% dari penjualan nasional.
Walaupun secara unit, penurunan di segmen LMPV sangat drastis bila membandingkan antara semester I 2014 dengan periode yang sama tahun ini. Menurut data Gaikindo pada semester I tahun lalu, LMPV berhasil terjual hingga 200.403 unit. Sedangkan di periode yang sama tahun ini hanya terjual 127.121 unit, atau turun sekitar 37%. “Penurunan segmen LMPV ini mengikuti apa yang terjadi di pasar. Karena pasar mobil turun, otomatis segmen ini pun turun. Namun, segmen ini tetap akan menjadi favorit konsumen Indonesia,” tambahnya.
Penurunan di segmen LMPV ini bisa dikatakan yang terparah di antara segmen lain di kategori kendaraan penumpang. Segmen hatchback di semester I tahun lalu terjual hingga 25.344 unit. Sedangkan sepanjang enam bulan pertama tahun ini hanya terjual 22.519 unit. Kenaikan justru terjadi di segmen sport utility vehicle (SUV) dan Low SUV. Kedua segmen ini pada semester I ini lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu.