PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF), emiten yang bergerak di bidang produksi dan distribusi pupuk NPK mengantongi laba bersih Rp 228,42 miliar pada kuartal III 2022. Laba bersih itu naik hingga 133,73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 97,73 miliar.
Yahya Taufik, Direktur Utama SAMF mengatakan torehan laba tersebut ditopang oleh penjualan pupuk yang mencapai Rp 2,45 triliun atau hampir dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,25 triliun. Menurut Yahya, capaian tersebut menunjukkan SAMF terus konsisten menunjukkan pertumbuhan yang eksponensial.
BACA JUGA: Kementan Masifkan Penggunaan Pupuk Organik, Ini Alasannya
Ia pun optimistis target penjualan pupuk Sarswanti tahun 2022 yang telah dicanangkan sebelumnya, yakni sebesar Rp 2,88 triliun pasti tercapai dan bahkan mungkin akan terlampaui.
“Optimisme tersebut seiring dengan terus meningkatnya permintaan pupuk SAMF serta tingginya harga jual pupuk,” ujar Yahya.
BACA JUGA: PKT Bagikan Cara Pemupukan Tepat agar Hasil Panen Maksimal
Sementara itu, secara total, aset perseroan kini mencapai Rp 2,8 triliun, dengan liabilitas Rp 1,8 triliun dan ekuitas Rp 1 triliun. Yahya menambahkan saat ini para pekebun kelapa sawit nasional yang merupakan mayoritas pelanggan pupuk perseroan sedang dalam fase proses pemupukan, sehingga permintaan pupuk kepada Saraswanti meningkat.
Di tengah kondisi perekonomian global yang masih belum stabil, pihaknya pun selalu berupaya menjaga kinerja perusahaan agar terus bertumbuh.
“Di tengah kekhawatiran ketersediaan bahan baku pupuk, SAMF terus berusaha keras dan berkomitmen untuk mendapatkan jaminan pasokan ketersediaan bahan baku agar produksi pupuk dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat,” ucapnya.
Sebelumnya, sepanjang semester pertama 2022 lalu, perseroan mengantongi penjualan Rp 1,45 triliun, melejit 103 persen dibandingkan periode sama 2021 yang sebesar Rp 711,88 miliar. Oleh karena itu, manajemen pun merevisi target penjualan tahun 2022.
Perseroan meningkatkan proyeksi penjualan pada 2022 dari awalnya Rp 2,4 triliun menjadi Rp 2,88 triliun.