Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan saat pandemi memberikan dampak besar terhadap perekonomian, hampir di semua sektor. Salah satunya sektor Food and Beverage (F&B) akibat tidak diizankannya kegiatan makan di tempat bagi pengunjung restoran.
Padahal jika ditilik lagi, selama beberapa tahun terakhir, dining in atau makan di restoran merupakan gaya hidup yang sedang naik daun. Didorong dengan semakin mobile-nya kehidupan konsumen sehingga waktu untuk memasak pun semakin sedikit. Sayangnya, pandemi menyebabkan bisnis di sektor ini sempat melemah.
Melemahnya bisnis tidak berarti pelaku bisnis di industri ini ikut terpengaruh. Bagi Astrid Suryatenggara, CMO MDA Restaurant Group, momentum pandemi justru merupakan peluang baru bagi restoran. Di masa ini, restoran justru bisa meningkatkan komunikasinya dengan konsumen, membangun kepercayaan, serta me-retain konsumennya.
“Upaya MDA Group untuk menjadi merek restoran lifestyle adalan pilihan atas kesadaran. Gaya hidup tidak hanya berbicara tentang gaya, tapi ikatan emosi yang dibangun sehingga restoran memiliki relevansi dengan konsumennya,” kata Astrid di gelaran MarkPlus Conference 2021: Transforming From Relief to Recovery, Rabu (09/12/2020).
Dalam mewujudkan cita-cita ini, banyak hal yang dilakukan oleh MDA Group. Di antaranya adalah menjaga otentikasi merek, membangun komunikasi dengan konsumen, dan membangun ikatan emosi dengan konsumennya. Caranya adalah dengan memastikan bahwa kualitas restoran baik tampilan, makanan, hingga pelayanan memiliki kualitas yang terstandardisasi hingga memproduksi konten-kontenyang engaging melalui media sosial MDA Group.
“Kondisi pandemi ini juga bisa menjadi ajang untuk melihat apa, sih, yang diinginkan oleh konsumen dan berupaya memenuhi hal tersebut. Sehingga nantinya akan terbangun kepercayaan dan menghadirkan word of mouth dari konsumen yang telah berhasil di-retain,” tambahnya.
Lebih lanjut, Astrid menambahkan bahwa dalam lifestyle marketing diperlukan kesadaran bahwa customer relationship management adalah hal yang penting.
“Terutama untuk sektor F&B, kami harus membangun kepercayaan untuk menciptakan CRM yang baik. CRM would play a role. Karena lebih baik memiliki retained customer dibandingkan dengan banyak customer yang datang, tapi tidak pernah kembali,” tutupnya.
Editor: Ramadhan Triwijanarko