Pentingnya CI-EL dan PI-PM untuk Wirausaha di Indonesia

marketeers article
Ilustrasi kewirausahaan. (FOTO: 123RF)

Pembekalan terhadap wirausaha dinilai perlu guna memperkaya wawasan dan kapabilitasnya. Terlebih di Indonesia, jumlah wirausaha masih sangat sedikit.

Dengan tingkat kewirausahaan yang hanya 3,47% dari total populasi, negara ini masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk mendorong pertumbuhan kewirausahaan. Menurut laporan Global Entrepreneurship Monitor -Entrepreneurial Behaviour and Attitudes (2022), rasio Total early-stage Entrepreneurial Activity (TEA) Indonesia berada di angka 6,07% dari total populasi.

Ardhi Ridwansyah, COO MarkPlus Institute menekankan pentingnya konsep CI-EL (Creativity, Innovation, Entrepreneurship, Leadership) dan PI-PM (Productivity, Improvement, Professionalism, Management) dalam dunia bisnis saat ini. Dua konsep ini merupakan bagian dari model omnihouse entrepreneurial marketing yang juga menjadi model yang perlu diterapkan dalam dunia wirausaha.

BACA JUGA: DSC Season 15 Siap Beri Dukungan untuk Wirausaha yang Impactful

“Kedua elemen ini harus saling melengkapi untuk menciptakan keseimbangan dalam bisnis,” ujar Ardhi dalam acara The 12th Indonesia Marketing Festival 2024 dengan tema Pilot Marketing: Flying in Turbulence, yang digelar di Gedung Rektorat Universitas Riau, Senin (5/8/2024).

Ardhi menjelaskan bahwa dalam konsep entrepreneurial marketing, kreativitas dan inovasi merupakan dua proses awal yang sangat penting. Kreativitas melibatkan pencarian ide melalui eksplorasi, sedangkan inovasi mengubah ide tersebut menjadi solusi yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Entrepreneurship adalah bagaimana inovasi yang sudah dibuat dapat memberikan dampak bagi pemilik bisnis dan masyarakat, yaitu dengan menjual ide supaya diterima oleh target audiens,” tambah Ardhi.

Ia juga menekankan peran penting kepemimpinan dalam mengawal bisnis, memastikan agar bisnis tetap sesuai dengan visi dan misi untuk jangka panjang.

BACA JUGA: Ditjen AHU Kemenkumham Dorong Legalisasi Wirausaha Sosial

Konsep CI-EL ini harus diiringi dengan proses operasional bisnis yang disebut operational excellence, yang mencakup empat komponen utama yaitu Quality, Cost, Delivery, dan Service (QCDS).

Quality adalah strategi perusahaan untuk menjaga kualitas produk agar memenuhi ekspektasi konsumen.

Cost berarti biaya produksi harus efisien untuk memastikan margin yang tinggi. Delivery memastikan produk yang berkualitas dan terjangkau dapat sampai ke tangan pelanggan tepat waktu sesuai dengan keinginan mereka.

Sementara Service adalah pelayanan yang baik yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, menyajikan produk atau layanan sesuai dengan harapan mereka.

“Keempat hal ini memastikan bahwa bisnis tidak hanya sukses dalam pemasaran, tetapi juga berkelanjutan dan efisien dalam operasionalnya,” ujarnya.

BACA JUGA: Nike Bersiap Hadirkan Sepatu yang Dikontrol dengan Siri

Selain membahas entrepreneurial marketing, Campus Day pada The 12th Indonesia Marketing Festival Riau juga mempersembahkan Diplomat Success Challenge, yang merupakan hasil kolaborasi antara MarkPlus Institute dan Wismilak Foundation. Kompetisi ini menawarkan dana sebesar Rp 2,5 miliar untuk ide bisnis terbaik.

Tahun ini, dengan tema ‘Blue Economy’, tantangan kompetisi ini adalah untuk mengembangkan bisnis yang berfokus pada energi maritim, memberikan kesempatan yang relevan dengan kebutuhan dan potensi sumber daya alam Indonesia, setelah kesuksesan tema green energy tahun lalu.

Selain di Riau, Campus Day The 12th Indonesia Marketing Festival sendiri juga hadir di enam kota besar lainnya di Indonesia, seperti Yogyakarta, Palembang, Bandung, Manado, Denpasar, dan Surabaya.

Editor: Eric Iskandarsjah

Related

award
SPSAwArDS