Teknologi tidak lagi hanya berfungsi sebagai alat, tetapi telah menjadi mitra strategis dalam menjalankan operasional bisnis, menganalisis pasar, dan mendorong inovasi. Tapi, bukan berarti pelaku bisnis lepas tangan karena terbantu teknologi.
Gencarnya perkembangan teknologi ditambah dengan ramainya penggunaan kecerdasan buatan memaksa bisnis untuk turut andil dalam zaman yang berubah ini. Namun, bagaimanapun teknologi memudahkan, bisnis perlu memperlakukan teknologi seperti co-pilot.
Hal ini yang dilakukan oleh GoTo. Iqbal Anugrah, Regional Officer Manager Gojek, memaparkan bagaimana GoTo terus memanfaatkan data untuk keunggulan operasional dan dampak sosial yang signifikan.
Pada tahun 2023, GoTo menyumbang hingga 1,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, setara dengan Rp 259-Rp 391 triliun. Selain itu, GoTo juga berperan penting dalam membuka peluang kerja baru dan mengurangi kesenjangan pendapatan.
“GoTo percaya bahwa teknologi tidak hanya berfungsi sebagai alat tetapi sebagai co-pilot dalam perjalanan kami menuju keunggulan operasional,” kata Iqbal di acara The 12th Indonesia Marketing Festival 2024 yang digelar di Trans Luxury Hotel Bandung, Selasa (20/8/2024).
Melalui pendekatan berbasis data, GoTo dapat meningkatkan pengalaman pengguna dengan mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan kenyamanan perjalanan, serta mendorong produktivitas mitra driver hingga pertumbuhan bisnis merchant.
BACA JUGA: Greenfields Indonesia Bangun Reaktor Biogas di Peternakan Blitar
Elizabeth, perusahaan fashion yang telah berdiri sejak tahun 1963, juga menunjukkan bagaimana teknologi menjadi kunci dalam adaptasi dan inovasi mereka.
Dari penjualan door-to-door hingga pendekatan omni-channel, Elizabeth berhasil memanfaatkan teknologi untuk tetap relevan di pasar yang terus berkembang.
Mulai dari pengembangan produk hingga strategi pemasaran, teknologi memainkan peran penting dalam perjalanan Elizabeth. Teknologi telah menjadi game changer bagi Elizabeth.
Kehadiran teknologi memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan setiap generasi dengan presisi dan efisien. Kemampuan untuk beradaptasi dan berinovasi, sambil menjaga kolaborasi yang kuat baik secara internal maupun eksternal, telah menjadi kunci kesuksesan Elizabeth selama beberapa dekade.
BACA JUGA: LABORÉ Hadirkan Inovasi Acne ProBiome Technology untuk Para Pejuang Jerawat
Sementara itu, Co-Founder & Chief Studio Officer PT Agate International Aditia Dwiperdana, menunjukkan bagaimana otomatisasi dan analisis data menjadi elemen penting dalam efisiensi operasional mereka. Mereka juga memanfaatkan kecerdasan buatan generatif untuk pengembangan ide baru.
Salah satu contoh nyata adalah penerapan otomatisasi dalam proses rekrutmen, yang memungkinkan penyaringan kandidat dan pengolahan data secara lebih cepat dan akurat.
“Dengan memanfaatkan otomatisasi, kami mampu meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam proses rekrutmen, yang pada akhirnya memperkuat fondasi tim kami,” ungkap Aditia.
Tidak hanya itu, teknologi juga berperan dalam market analysis melalui analisis pasar game yang lebih cermat dan terarah. Sekaligus, pemanfaatan kecerdasan buatan generatif sebagai alat untuk menghasilkan berbagai konsep alternatif dalam pengembangan ide.
“Teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi juga mitra strategis yang memungkinkan kami mengambil keputusan berbasis data dan menginovasi dengan lebih cepat,” pungkasnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz
