Tidak hanya cara kerja para pelaku di industri media yang berubah karena pandemi tetapi juga bisnis media secara keseluruhan. Sebab itu, penting untuk menjadi lebih kreatif dan adaptif.
Riset Imogen Communications Institute (ICI) menemukan bahwa pandemi jelas memengaruhi pemasukan dan pendapatan bisnis media. Sebanyak 70,2% responden menjawab bahwa perusahaannya telah terdampak. Hal yang paling banyak dikeluhkan adalah menurunnya pemasukan iklan serta sponsor dan user.
“Media masih akan terus ada walau tergerus waktu dan kondisi pandemi. Tapi, diperlukan berbagai strategi adaptasi, mitigasi, dan navigasi yang tepat untuk mengarahkan perusahaan melalui kondisi ini. Karena itu, perusahaan perlu mengeluarkan berbagai arahan dan kebijakan yang mampu menunjang produktivitas, menjaga fungsi fundamental media, dan tetap mengutamakan keamanan dan kesehatan,” ungkap Managing Director Imogen PR dan Principal ICI Jojo S. Nugroho.
Riset yang bertajuk Transformasi Jurnalisme dan Nasib Bisnis Media di New Normal tersebut melibatkan 124 jurnalis media massa di 10 kota di Indonesia. Bicara mengenai cara kerja, terjadi peralihan dari bekerja di kantor (work from office/WFO) ke bekerja dari rumah (work from home/WFH). Hal tersebut juga menyesuaikan kebijakan di masing-masing daerah.
Kebijakan tersebut kemudian membuat perusahaan memberikan pilihan bagi karyawannya. Namun, memasuki next normal, perusahaan mulai menerapkan shifting. Perusahaan membagi karyawan dalam kelompok WFH dan WFO yang secara bergantian bekerja dari kantor atau rumah. Dari seluruh responden, hampir 50% sudah menerapkan shifting tersebut.
Perubahan cara kerja lainnya adalah kebiasaan bekerja secara virtual. Bagi para jurnalis yang sebelumnya mendapatkan bahan pemberitaan dengan liputan secara langsung, kini mulai beralih ke berbagai pertemuan melalui saluran online. Mulai dari press conference melalui platform meeting daring hingga pemanfaatan press release yang dikirimkan melalui email.
Adaptasi yang dilakukan perusahaan dan para pekerja media bukanlah untuk mempertahankan bisnis saja. Lebih dari itu, adaptasi tersebut merupakan upaya untuk memastikan publik tetap mendapatkan informasi yang diperlukan.
Editor: Ramadhan Triwijanarko